Jaringan Kelompok ISIS
Badan Penanggulangan Terorisme Lansir Penyandang Dana ISIS
Gerakan radikal itu disokong dana dari pengusaha-pengusaha kaya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan jaringan ISIS tidak akan sulit merekrut para anggotanya walaupun harus membayar gaji yang cukup tinggi.
Menurutnya, gerakan radikal itu disokong dana dari pengusaha-pengusaha kaya.
"ISIS mendapat kucuran dari orang-orang kaya atau pengusaha di Saudi Arabia, Kuwait maupun negara Arab lain. Dan ISIS dalam mencari dana itu mudah, apalagi ISIS banyak menguasai sumber minyak," kata Irfan dalam diskusi BNPT bincang santai di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2015).
Menurutnya, para anggota ISIS juga diajarkan dalam hal perekrutaan anggota baru, yang fokus targetnya adalah keluarga ataupun teman.
Dengan cara mengajarkan jihad yang imbalannya adalah mendapatkan jaminan surga.
"Mereka juga akan mengiming-imingi doktrin dengan pintu surga di depan mata jika lakukan jihad," kata Irfan.
Ditambahkan pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Nasir Abbas, banyak kalangan yang rela menjadi sumber pendanaan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang ingin bergabung dengan ISIS.
"Banyak dermawan yang mau berangkatkan mereka," katanya.
Alasan mereka dibiayai menurut Nasir, karena mereka kebanyak sudah memasuki usia tua. Karena usia mereka yang sudah tak memungkinkan untuk berperang, maka mereka berinfaq sebagai salah satu jalan lain jihad.
"Pendanaan banyak sumbernya. kalau di ISIS itu banyak. Belum lagi di sana, timur tengah itu lahan minyak juga banyak. ISIS juga mau menyumbang dan membiayai mereka yang mau bergabung," katanya.