Megawati Heran di Indonesia Presiden Perempuan Baru Satu
Megawati Soekarnoputri mengaku sedih jika dielu-elukan sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri mengaku sedih jika dielu-elukan sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjabat sebagai Presiden ke-5 RI untuk menggantikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Saya sedih sebenarnya. Di negara 240 juta penduduk, Presiden perempuan kok baru satu. Saya sampai bilang, paling tidak wapres perempuan," kata Megawati disambut tepuk tangan saat membacakan pidato budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Megawati lalu menceritakan saat dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Saat itu Presiden RI dijabat Abdurrahman Wahid. Megawati menemani Gus Dur dalam pertemuan dengan ormas perempuan. Mereka meminta adanya revisi dalam undang-undang yang mengatur persentase perempuan sebanyak 30 persen di parlemen RI. "Saya kaget, senang sekaligus miris. Senang karena wow 30 persen, tapi mirisnya, datangnya dari mana?" tanya Megawati.
Ternyata mencapai persentase 30 persen perempuan sangat sulit. Menurut Megawati perjuangan perempuan di bidang politik sangat berat. "Sama seperti zaman perjuangan. Kaum ibu berjuang politik bersama-sama bapaknya," kata Megawati.
Ia lalu menceritakan pengalamannya saat ada seorang perempuan yang bercerita padanya bahwa ingin meningkatkan karier politiknya. Namun, ternyata mendapatkan penghalang dari suaminya.
"Saya bilang itu tidak bisa saya putuskan. Tapi kamu yang harus putuskan, perjuangkan sendiri. Banyak ibu-ibu bilang, politik itu tabu, karena katanya hanya untuk kaum laki-laki. Kalau bicara harga cabai, harga kebutuhan sehari-haru. Sebetulnya ibu bicarakan ranah politik," tuturnya.