Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisruh APBD DKI

Pengamat Sebut Cara Ahok Lahirkan Psikologi Teror

Langkah Ahok tersebut justru menimbulkan perseteruan dirinya dengan DPRD DKI

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM/Adi Suhendi
Pengamat Ekonomi Kebijakan Publik Ichsanudin Noorsy 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Kebijakan Publik Ichsanudin Noorsy mengkritisi langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengirim dokumen APBD DKI Tahun Anggaran 2015 yang bukan hasil pembahasan dengan DPRD DKI Jakarta kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Langkah Ahok tersebut justru menimbulkan perseteruan dirinya dengan DPRD DKI. Seharusnya mantan Bupati Belitung Timur tersebut setelah menemukan anggaran mencurigakan sebesar Rp 12,1 triliun dia langsung mengirim surat kepada DPRD sebagai sebuah prosedur yang harus dijalankan mempertanyakan anggaran tersebut.

"Saya bicara administrasi, bicara soal kepemimpinan yang arif dan bijaksana. Dia tidak meneruskan dulu ke Kemendagri, tapi dia kembalikan dulu kepada DPRD. (Bahas) DPRD saya temukan Rp 12,1 triliun yang mencurigakan, mari kita bahas kembali dengan waktu sekian agar terpenuhi, itu cara yang arif dan bijaksana," ujar Noorsy dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya bertema 'Deadlock Ahok' di DoubleTree by Hilton Hotel Jalan Pegangsaan Timur Nomor 17 Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).

Noorsy memprediksi bila cara bijaksana ditempuh Ahok, maka akan ada itikad baik untuk menelusuri siapa sebenarnya yang memasukan anggaran mencurigakan tersebut. Apakah DPRD bermain dengan SKPD atau tidak.

"Jadi Ahok tidak berhadapan dengan DPRD, Ahok pun tidak berhadapan dengan SKPD," ucapnya.

Dengan cara Ahok saat ini menyebabkan suami Veronica Tan tersebut berhadapan dengan dua DPRD dan SKPD.

"Satu sisi berhadapan dengan DPRD karena dituding ada dana titipan, di sisi lain ia berhadapan dengan SKPD-nya, apa artinya Ahok tidak mendayagunakan wewenangnya secara efektif," katanya.

Sebagai pemimpin, Ahok harusnya mengambil sikap keteladanan. Bila tidak cocok dengan orang diinternalnya, maka duduk secara baik-baik, jangan sampai dirinya secara internal diteror SKPD.

"Jangan sampai ahok diteror secara internal, bukan teror fisik ya. Saya katakan suka tidak suka setuju tidak setuju cara Ahok bersikap melahirkan psikologi teror. Karena kerja tidak enak, tidak nyaman, dan itu terjadi," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved