Kabinet Jokowi JK
Menteri Tedjo Bicara Narkoba di Jalur Laut
Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdjiatno, menginstruksikan penegak hukum memutus peredaran gelap narkotika.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdjiatno, menginstruksikan penegak hukum memutus peredaran gelap narkotika.
Khususnya yang menggunakan jalur laut sebagai perantara.
Saat ini, penegakan hukum di ranah maritim sedang gencar-gencarnya dilakukan. Pemberantasan itu untuk memotong persediaan narkoba ke tanah air.
"Selaku Menkpolhukam, saya instruksi kepada aparat hukum bekerjasama dengan aparat bea cukai dan prajurit TNI untuk terus melaksanakan operasi pemberantasan narkoba. Khususnya penyelundupan di tengah laut yang saat ini sulit diberantas," ujarnya saat menghadiri pemusnahan Narkoba oleh BNN di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (27/1/2015).
Menurut Tedjo, saat ini peredaran Narkoba melalui laut semakin marak terjadi. Buktinya, narkoba yang dimusnahkan kali ini terbukti dibawa melalui jalur laut.
Pada 5 Januari 2015 lalu BNN diketahui berhasil menangkap delapan tersangka pengedar narkoba di kawasan Lotte Mart, Kalideres, Jakarta Barat.
Dalam operasi tangkap tangan tersebut, BNN berhasil mengamankan 862 kilogram sabu yang diketahui merupakan milik salah satu warga Tiongkok, Wong Chi Ping. Sebelum ditangkap, BNN sudah mengintai terlebih dahulu terhadap kapal laut yang dicurigai membawa obat terlarang itu.
"Senilai hampir 1,3 triliun. Ini mungkin dua kali anggaran BNN," kata Tedjo.
Mantan KASAL itu berharap agar operasi pemberantasan dapat terus dilanjutkan oleh BNN bersama dengan aparat terkait. Dengan begitu pasokan obat haram itu menuju tanah air akan berkurang dan akhirnya hilang.
Tedjo juga menyebutkan, jika narkoba yang hampir 1 ton itu beredar, dipastikan pecandu narkoba di Indonesia akan bertambah.
"Apabila barang ini beredar maka ada pecandu baru sebanyak 4 juta orang," imbuhnya.
Pemusnahan sabu yang diamankan dari sindikat narkoba internasional itu adalah sebuah prestasi baru bagi BNN. Kepala Humas BNN, Sumirat Dwiyanto menilai bahwa ini adalah penangkapan terbesar.
"Ini adalah penangkapan terbesar yang pernah dilakukan BNN hingga saat ini. Apalagi kami dalam melakukan operasi penangkapan berjalan sendiri tanpa bantuan aparat kepolisian," kata Sumirat.