Mantan Ketua Umum Demokrat: Calon Kapolri Harus Terapkan Revolusi Mental
Program Revolusi Mental yang dikampanyekan Presiden Jokowi, harus benar-benar diterapkan Calon Kapolri pengganti Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Revolusi Mental yang dikampanyekan Presiden Joko Widodo (Jokowi), harus benar-benar diterapkan Calon Kapolri pengganti Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
Kapolri baru harus figur yang mampu menerapkan revolusi mental di kepolisian, mampu meningkatkan profesionalisme kepolisian, mampu mempertahankan indenpendensi Polri di bawah Presiden.
"Revolusi mental di tubuh Polri harus dijalankan, demi meningkatkan citra kepolisian yang selama ini masih jelek di mata masyarakat," kata Prof. Dr. Subur Budhisantoso, pakar antropologi politik di Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat 1 (2001-2005) itu mengungkapkan, revolusi mental di kepolisian ini sangat perlu agar dapat merubah mental atitude polisi. Kecenderungan selama ini, anggota polisi selalu mencari kesalahan-kesalahan orang, seperti menilang di jalan.
Menurut Dosen S2 Ilmu-ilmu Kepolisian UI ini, masih ada stigma di Polri, kalau lapor kehilangan kambing justru akan kehilangan sapi. Atau polisi menjadi beking pengusaha dan memusuhi rakyat.
Revolusi mental lainnya, tambah dia, harus ada reward and punishmen terhadap anggota kepolisian untuk mencapai jenjang yang lebih baik. Nah selama ini, jenjang karier di kepolisian terutama pangkat AKBP, Kombes hingga bintang satu yang tidak jelas.
"Mereka yang punya koneksi apalagi dana banyak, cepat sekali kariernya. Meski orang itu tidak cakap. Sementara yang cakap tapi tak punya uang dan relasi jangan harap dapat tempat," ungkapnya.
Begitu juga banyak laporan anggota kepolisian yang mau sekolah Sespim, Sespati, ternyata susah naik pangkat dan jabatan dengan bermacam alasan. "Tidak ada jatah jabatan, menunggu giliran dan lain lain alasan," ucapnya.
Ia menambahkan, ini tugas calon Kapolri baru untuk memperbaiki. Dan saya yakin calon Kapolri Komjen Budi Gunamawan mampu mengatasi kondisi itu. Karena Budi Gunawan mempunyai rekam jejak yang bagus dari sisi akademis.
Seperti PTIK (1986), lulusan terbaik Sespim Polri (1998) dan lulusan terbaik Lemhanas (2005) serta menyandang gelar M.Si. di bidang ilmu politik dan pemerintahan," katanya.
Perjalanan karir juga mumpuni yaitu sebagai Kepala Biro Pembinaan Karir Desumdaman Polri (2004), Kepala Sekolah Lanjutan Perwira Polri (2006), Kapolda Jambi (2008), Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri (2009), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (2010), Kapolda Bali (2012) dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri merupakan modal utama untuk melakukan perbaikan SDM di tubuh Polri, terutama menciptkan Polisi-polisi yang cerdas, berintegritas dan mengedepankan pendekatan dialogis.
“Saya telah mengamati dari sekian jenderal bintang dua dan tiga Polri, hanya Komjen Budi Gunawan yang pantas menjadi Kapolri mendatang. Sebagai Tim Think Thank Polri, Beliau sangat brilian, produktif menghasilkan karya tulis dan sukses dalam karir," jelasnya.