Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyanderaan di Australia

Menlu Gerak Cepat Pastikan Perlindungan Perempuan Muslim Indonesia di Sydney

Sekarang kami juga sudah melakukan komunikasi langsung dengan komunitas muslim di Sydney

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
AFP/WILLIAM WEST
Warga meletakkan bunga di tugu peringatan bunga di tempat kejadian pengepungan dramatis yang menewaskan dua sandera, di Sydney Australia, Selasa (16/12/2014). Dua sandera dan seorang ekstrimis bersenjata kelahiran Iran tewas dalam pengepungan yang berakhir ketika polisi bersenjata menyerbu sebuah kafe di pusat bisnis Sydney. AFP PHOTO/William WEST 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Muslim di Sydney. Koordinasi tersebut guna memastikan perempuan Indonesia yang berhijab tak menjadi sasaran oknum-onknum islamophobia di Australia pasca peristiwa penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney.

"Sekarang kami juga sudah melakukan komunikasi langsung dengan komunitas muslim di Sydney," kata Retno di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2014).

Pascakejadian penyaderaan di Sydney kemarin, ternyata mengundang aksi solidaritas warga Australia di jagat maya terhadap perempuan muslim. Semangat toleransi itu dituangkan dalam hashtag #illridewithyou di Twitter.

Hashtag itu muncul lantaran sebelumnya ada warga Australia juga yang memosting adanya kejadian berbau SARA seiring kejadian penyaderaan di Sydney. Adapun pemosting tersebut adalah Rachael Jacobs, yang melihat adanya aksi rasisme yang menimpa perempuan berjilbab yang dipaksa untuk melepas jilbabnya.

Retno sendiri menegaskan peristiwa penyanderaan yang terjadi di Sydney itu tak ada hubungannya dengan agama.

"Dan kasus ini tidak ada hubungannya dengan agama," tegas Retno.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved