Senin, 6 Oktober 2025

Golkar Punya Dua Musuh Baru Jika Tolak Perppu Pilkada

Dua lawan baru ini dinilai akan menyulitkan partai berlambang beringin yang sebelumya telah mempunyai dua lawan.

Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Anis Mata, serta Petinggi Partai PPP Suryadharma Ali dan Jan Faridz memberikan ucapan selamat kepada Aburizal Bakrie yang terpilih kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019 dalam penutupan Munas Partai Golkar di hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis (4/12/2014). Penutupan ini tidak dihadiri oleh Petinggi Partai PAN Amien Rais dan Hatta Rajasa yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.(TRIBUN BALI/RIZAL FANANY) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Golkar berpeluang menambah dua lawan baru setelah melemparkan isu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada Musyawarah Nasional Partai Golkar ke-IX di Bali kemarin.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa mengatakan, dua lawan tersebut dianggap tidak akan ada jika Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap mendukung Pilkada langsung bukan melalui DPRD.

Dua lawan baru ini dinilai akan menyulitkan partai berlambang beringin yang sebelumya telah mempunyai dua lawan.

"Pertama Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono akan gerah di Koalisi Merah Putih (KMP) karena sikap Golkar yang memalukan Partai Demokrat dan SBY,"ujar Ardian di Kantor LSI, Rawangun, Jakarta, Jumat (5/12/2014)

Ardian menyebut, kesepakatan antara ketua umum dan sekjen partai pendukung secara meyakinkan dilontarkan SBY.  [BACA: SBY Nilai Golkar Betindak Sepihak].

Kesepakatan itu terkait dukungan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) pilkada langsung yang dikeluarkan SBY.

Menurutnya, Partai Demokrat akan mati-matian memperjuangkan Pilkada langsung karena menyangkut citra partai dan SBY.

"Publik juga akan menjadi lawan baru karena Golkar telah merampas hak rakyat untuk memilih pemimpin secara langsung. Jikapun masyarakat gagal memperjuangkan pilkada langsung, pada waktu pemilu 2019 rakyat akan menghakimi Golkar versi Munas Bali,"jelas Ardian.

Sebelumnya, LSI menyebut Ical telah mempunyai lawan yaitu kubu Agung Laksono yang berencana menggelar Munas tandingan Januari 2015. Kedua, fraksi di pemerintah (kubu Jusuf Kalla) terutama yang ingin pemerintah menjadi mayoritas di parlemen.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved