Kabinet Jokowi JK
Jangan Pilih Menteri yang Hanya Cari Tenar di Media
Joko Widodo-Jusuf Kalla disarankan tidak memilih menteri-menteri yang masuk kabinet dilihat dari ketenarannya saja di media.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla disarankan tidak memilih menteri-menteri yang masuk kabinet dilihat dari ketenarannya saja di media. Keduanya, semestinya memilih sosok-sosok yang berintegritas serta memiliki kapasitas.
"Jangan dipilih hanya karena dia terkenal. Kita tidak percaya itu. Bisa saja dia tidak terkenal, tapi punya kapasitas dan integritas. Meskipun nanti harus ada penjelasan dari Jokowi kenapa dia dipilih.
Jangan sampai orang-orang yang nggak jelas yang dipilih," kata Pengamat Politik Prof Asep Warlan Yusuf dalam pernyataannya, Jumat (12/9/2014).
Guru Besar Universitas Parahyangan Bandung ini sendiri tak menampik bahwa Jokowi sudah menetapkan empat kriteria yang akan menjadi menteri. Keempat kriteria itu adalah berkomitmen pada visi-misi Jokowi-JK, bisa kerjasama, kabinet kerja, dan bukan karena mendukung Jokowi-JK pada pilpres kemarin.
"Empat kriteria yang disampaikan Jokowi ini sangat penting," katanya.
Sebagaimana diketahui, sejauh ini ada beberapa polling yang disebut-sebut berasal dari relawan Jokowi-JK yang memunculkan calon-calon menteri. Seperti Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR), Kabinet Rakyat, dan Kabinet Indonesia Hebat.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans), Saiful Haq, dengan melibatkan masyarakat akan menarik partisipasi publik pada penyusunan anggota kabinet.
Makanya, selain nama-nama lama yang memang sudah cukup lama diproyeksikan akan menduduki kursi menteri, ada juga nama-nama baru yang tak pernah terdengar sebelumnya, seperti Direktur Utama PT. Gendhis Multi Manis, Kamajaya. Bahkan, bos pabrik gula yang memberdayakan petani tebu ini paling dijagokan menjadi Menteri Pertanian mengalahkan Ketua Harian HKTI Sutrisno Iwantono dan ekonom Iman Sugema versi Kabinet Indonesia Hebat.
“Kemunculan nama-nama baru ini menjadi penting dilihat, terutama di tengah komitmen Jokowi untuk menyusun kabinet yang profesional, bersih dan dapat bekerja optimal untuk bangsa," ujar Saiful Haq beberapa waktu lalu.