Penangkapan Terduga Teroris
Kepolisian Sulit Tumpas Teroris Poso di Pegunungan
Kelompok teroris pimpinan Santoso yang berada di Poso sulit dilumpuhkan kepolisian meskipun terus dilakukan pengejaran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok teroris pimpinan Santoso yang berada di Poso sulit dilumpuhkan kepolisian meskipun terus dilakukan pengejaran.
Baru-baru ini dua anggota Brimob tertembak dalam baku tembak antara kelompok teroris dengan anggota kepolisian di wilayah Tamanjeka.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Ari Dono mengungkapkan bahwa tertembaknya dua orang anggota Polri kemarin saat sedang mengejar kelompok teroris di wilayah pegunungan. Tidak ada anggota kelompok teroris yang tertembak dalam peristiwa kemarin.
Kepolisian pun terpaksa harus menghentikan perburuannya kemarin sore, Senin (3/3/2014) dengan alasan cuaca.
"Tidak ada (yang tertembak dari mereka). Kita kemarin hentikan sementara karena cuaca sudah tidak memungkinkan," kata Ari Dono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2014).
Selama ini memang faktor geografis menjadi hambatan Polri dalam menangkap kelompok teroris di Poso yang bersembunyi di gunung-gunung. Medan yang terjal membuat pasukan kepolisian harus berhati-hati karena kelompok pimpinan Santoso lebih menguasai medannya.
"Di sana itu ada tebing gunung yang luas sekali, ada hutan, dan perkebunan," ucapnya.
Selain terhambat kondisi alam, masyarakat di wilayah tempat berlatihnya para teroris pun ketakutan dalam memberikan informasi kepada petugas. Intimidasi kerap dilakukan kelompok Santoso supaya melindungi keberadaan mereka di pegunungan.
"Masyarakat itu memberikan informasi takut. (Memang) diintimidasi," katanya.
Poso beberapa kali bergejolak, kasus pembunuhan dua anggota polisi di Kalora Poso, merupakan awal perlawanan kelompok teroris Poso kepada kepolisian dua tahun silam. Kemudian surat terbuka dari Santoso pun sempat beredar di dunia maya yang isinya berupa tantangan kepada Densus 88 Antiteror Polri.
Dikatakan Ari Dono, meningkatnya aktivitas kelompok teroris di Poso tidak terkait dengan penyelenggaraan Pemilu 2014 yang semakin dekat.
"Tidak ada kaitannya dengan Pemilu. Tapi memang aktivitas mereka kelihatannya besar di poso, semua latihan di sana," ujarnya.
Aktifitas patroli kepolisian di Poso selama ini memang semakin mempersempit pergerakan kelompok teroris di wilayah Sulawesi Tengah. Awalnya kelompok tersebut berada diperkotaan, tetapi dengan aktivitas kepolisian dan pemerintah yang begitu inten mendorong keberadaan mereka ke hutan-hutan.
"Kita sudah bisa menggeser ke hutan dari kota. Dulu kan di kota. Kita dulu dapat tekanan oleh orang kota," ujarnya.