Konvensi Demokrat
Dino: Jiwa Entrepreunership Harus Mengakar Kuat
Dino Patti Djalal mengatakan jiwa entrepreunership belum mengakar kuat dalam deoxyribonucleic acid (DNA) di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengatakan jiwa entrepreunership belum mengakar kuat dalam deoxyribonucleic acid (DNA) di Indonesia.
Oleh karenanya, ditegaskan Dino, dibutuhkan injeksi nilai-nilai baru untuk membangun mentalitas bangsa ini dalam bidang entrepreunership.
Maksud mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini, nilai nilai baru yang perlu diinjeksi dalam mental bangsa Indonesia. Yakni, berpikiran terbuka (open minded), berani mengambil resiko (risk taking), relationship/networking, percaya diri, inovasi, dan melihat dunia sebagai pasar dan sumber kekuatan.
Nilai pertama, berpikiran terbuka (open minded), dikatakan Dino adalah bahwa kita harus terbuka pada ide ide baru. "Kita tidak boleh bersikap xenophobia," demikian diungkapkan Dinodalam acara seminar "Studentpreneurs: The Importance of Entrepreneurship for Social Changes in Indonesia" di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Senin (24/2/2014).
Pada nilai kedua, tuturnya, seorang entrepreunership harus berani mengambil resiko. Dino mengambil contoh kemajuan China di dunia adalah karena warganya berani mengambil resiko dalam usaha dan karenanya UMKMnya tumbuh pesat sebagai motor pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu tersebut.
Nilai ketiga adalah relationship. Menurut Dino, bicara tentang entrepreunership adalah bicara tentang relationship. "Dalam hidup saya setiap prestasi selalu terkait relationship. Membina dan menjaga hubungan baik sebuah keharusan bagi seorang entrepreunership," tutur Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini.
Nilai keempat adalah percaya diri. Disebutkan Dino, percaya diri mutlak untuk menjadi seorang entrepreunership. "Jangan minder. Minder itu sudah setengah kalah. Entrepreunership harus gigih dan banyak akal," katanya.
Dino bercerita tentang kisah sukses orang Indonesia di Amerika Serikat yang bernama Sehat Sutarja. Sehat Sutarja pada usia 12 tahun mendapatkan ijazah pendidikan kelistrikan di bilangan pasar baru, Jakarta.
"Sehat pergi ke Amerika Serikat dan mendapatkan gelar doktor di sana lalu dengan 6 temannya membuka perusahaan bernama Marvel dengan modal 500 ribu US dollar. Mereka membuat produk microchips dan ditawarkan door to door. Sampai pada akhirnya Marvel mendapat kontrak dengan pemerintah AS. Sekarang Marvel menguasai 2/3 pasar microchips dunia," jelasnya.
Nilai kelima adalah melihat dunia sebagai pasar. Menurut Dino, seorang entrepreunership harus melihat dunia sebagai lautan peluang. "Dunia sebagai kesempatan, sumber modal dan pusat inovasi. China maju karena melihat dunia sebagai pasar," sebut Dino.
Nilai keenam dan yang terakhir adalah inovasi. Inovasi disebut Dino belum menjadi mainstream jiwa kebangsaan kita. "Tantangan presiden 2014 adalah menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling mudah untuk membuka usaha," katanya.
Saat ini berdasarkan data World Bank Indonesia berada di peringkat 120 dari 183 negara dari segi kemudahan membuka usaha.