Pengungsi Letusan Gunung Berapi Jangan Mengeluh
Masyarakat yang berdiam di lereng gunung berapi diharapkan tabah dan tidak mengeluh terkait letusan gunung berapi.
Penulis:
Eri Komar Sinaga
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat yang berdiam di lereng gunung berapi diharapkan tabah dan tidak mengeluh terkait letusan gunung berapi. Sebabnya, gunung berapi banyak memberikan manfaat kepada umat manusia.
Gunung Sinabung misalnya. Gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, itu tergolong gunung malas karena jarang sekali meletus.
Gunung tersebut bahkan 'tertidur ' selama 1.200 tahun. Selama itu, masyarakat Karo menikmati kesuburan tanah di sekitar Sinabung.
"Hampir semua gunung berapi aktif dan sering meletus paling tidak periodenya mungkin 100 tahun, 30 tahun, 40 tahun pasti daerah itu punya produk unggulan. Sinabung pertama meletus pada 800, meletus kemudian pada 2010. Selama tahun 800 - 2010 masyarakat Karo menikmati kesuburan di situ. Ada jeruk medan. Itu dari Karo," ujar Dr. Surono staf Kementerian ESDM,saat diskusi 'Kondisi Gunung Api Di Indonesia Saat ini', di Gedung Krida Bakti, Sekretariat Negara Jl. Veteran No 12, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).
Selain Gunung Sinabung yang memberikan kesuburan untuk pertanian Jeruk, gunung berapi lainnya juga demikian.
Sebut saja Gunung Gede yang memberikan kesuburan. Untuk pertanian padi (beras Cianjur), atau sayur Lembang dari kawasan Gunung Tangkuban Perahu, dan Nenas dari Gunung Kelud.
"Otomatis kalau ada letusan banyak pengungsi. Tapi jangan ngeluh dong. Mereka telah menikmati kesuburan seperti Sinabung 1.200 tahun lebih masyarakat Karo menikmati kesuburan Sinabung. Sekarang masanya Sinabung memberikan kesburuan baru," kata dia.