Kamis, 2 Oktober 2025

Teroris Ditangkap di Surabaya

Densus 88 Tangkap Penjual Telur Puyuh

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menggerebek rumah di Kedung Cowek Kenjeran Surabaya

SURYA/SUGIHARTO
Kapolda Jatim, Irjen pol Unggung Cahyono (kiri) memberikan arahan terkait keamanan pada Kapolresta Probolinggo Kota, Tulus Ikhlas Pamodji di Kantor KPU Kota Probolinggo, Minggu (1/9/2013). Pasca kerusuhan pilwali keadaan Kota Probolinggo semakin kondusif. (SURYA/SUGIHARTO) 

TRIBUNNEWS.COM – Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menggerebek rumah di Kedung Cowek Kenjeran Surabaya, Senin (20/1/2014) malam. Mereka menangkap seorang pedagang telur puyuh dan temannya.

Penggerebekan di rumah Abdul Hamid yang beralamat Jalan Tanah Merah Sayur I/17 itu terjadi pukul 19.00 WIB dan tidak disertai tembak-menembak seperti aksi Densus di tempat lain.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun Surya (Tribunnews.com Network), penangkapan itu diawali pengintaian sejak Minggu (19/1/2014) oleh Densus 88 dan Polda Jatim. Usai koordinasi di Mapolda Jatim, penggerebekan dilakukan.

Pukul 19.00 WIB, tim menangkap dua orang di sebuah SPBU di Kedung Cowek Surabaya. "Petugas menangkap R dan M di SPBU. Tidak ada perlawanan, tidak ada tembak menembak," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Awi Setiyono kepada wartawan di lokasi penggeledahan.

Menurut informasi, R adalah Isnaini Ramdani (31) asal Probolinggo yang diketahui dua hari lalu datang dari Poso. Sedangkan M adalah Majid, putra Abdul Hamid, pemilik rumah yang digeledah Densus.

Menurut Awi, setelah ditangkap di SPBU, kedua pria ini dikeler untuk menunjukkan rumahnya. "Mereka pun menunjuk rumah di Jalan Tanah Merah Sayur I/17 ini," kata Awi.

Ia menambahkan, di rumah itu, polisi menemukan sejumlah benda yang diduga berkaitan dengan aktivitas R dan M. Benda-benda itu antara lain, bendera hitam, uang Rp 4 juta, buku-buku, korek api, dan lakban. Menurut Awi, bom itu rencananya akan digunakan untuk menyerang pos polisi. "Saya tegaskan, ini baru perencanaan," kata Awi.

Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono, yang turut menggerebek rumah itu mendeskripsikan wujud kedua bom tersebut. “Ada dua yang kami temukan, yakni rangkaian bom yang didalamnya berisi paku, dan timer,” kata Unggung.

Bom tersebut berbentuk tabung dengan panjang 20 centimeter, dengan diameter lima centimeter. Di dalam tabung tersebut terdapat paku, dan dilengkapi dengan timer.

Kapolda mengatakan, dua orang yang ditangkap itu merupakan anak buah Santoso, pentolan teroris yang diduga masih berkeliaran di kawasan Poso. “Mereka diidentifikasi merupakan jaringan teroris Poso. Mereka sudah kami ikuti sejak sore tadi,” kata Unggung. Menurut Unggung, sasaran dari teroris ini adalah pos-pos polisi di Surabaya. “Sasaran mereka adalah pos-pos polisi di Surabaya,” kata Unggung.

Hingga semalam, kedua pria itu masih ditahan di Mapolda Jatim. Belum jelas apakah keduanya akan dibawa ke Jakarta seperti para terduga teroris lain yang ditangkap di daerah.

Penggeledahan oleh Densus 88 itu tak urung menarik perhatian warga. Mereka berkerumun di luar garis polisi yang digunakan untuk menutup akses ke rumah Abdul Hamid.

Densus datang tanpa pemberitahuan dan langsung menggrebek rumah. Menurut Suwadi, warga Kalilom Lor 1, Densus datang menggunakan dua mobil Suzuki APV dan satu mobil Toyota Avanza. “Sekitar pukul 19.00, mereka langsung ke sini, tidak ada baku tembak,” kata Suwadi.

Suwadi pun mengungkapkan keseharian Majid. “Yang saya ketahui namanya Majid, dia kesehariannya menjual telur puyu,” kata Suwadi. Suwadi mengatakan, Majid adalah sosok yang biasa saja. Dia pun akrab dengan tetangga sekitar. (ook)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved