Konvensi Demokrat
Dino: Berada di Luar Negeri Menjauhkan Saya dari Hal Negatif
Dino Patti Djalal, menegaskan tidak mempercayai hasil survei-survei politik mengenai popularitas dan elektabilitas peserta konvensi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Dino Patti Djalal, menegaskan tidak mempercayai hasil survei-survei politik mengenai popularitas dan elektabilitas peserta konvensi.
Dino mengatakan ada beberapa alasan mengapa dirinya tidak masuk dalam jajaran peserta konvensi yang popularitas dan elektabilitasnya paling atas.
"Kalau saya lebih percaya kepada Tuhan ketimbang survei dan kedua saya akan lebih memfokuskan pada survei ke depan bukan survei di belakang. Karena memang saya kan berada di luar negeri, tapi mungkin itu bisa menjadi aset saya karena dengan berada di luar negeri saya tidak tercemar oleh hal-hal negatif," ujar Dino kepada wartawan di Rumah Makan Dapoe Aceh Melayu, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (13/1/2014).
Walau namanya belum kunjung naik dalam hasil survei belakangan ini, Dino tetap optimis karena dia masuk menjadi peserta konvensi dengan hati yang bersih.
"Saya masuk dengan hati yang bersih, idealisme dan reputasi yang baik. Mudah-mudahan ini bisa diapresiasi masyarkat. Dalam hitungan saya ciri khas politik Indonesia itu sebenarnya hanya butuh waktu dua tiga bulan. Kalau 'all out' bagi seseorang itu menjadi suatu profil nasional artinya profil yang tinggi. Insyaallah," ujar bekas Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.
Ketika ditanya, peringkat dirinya dari 11 peserta konvensi, pria kelahiran Beograd, Yugoslavia, itu juga juga enggan menjawabnya. Menurutnya, hal tersebut bisa mengganggu hal-hal yang telah difokuskannya sebelumnya.
"Saya belum mau terjebak dalam saya posisinya dimana karena nanti saya jadi terfokus pada hal-hal yang tidak seharusnya. Saya lebih baik pada strategi ke depan memproyeksikan siapa itu Dino Djalal dan apa visinya dan saya yakiin kalau masyarakat mendengar mereka akan lebih positif menilai saya," tukas bekas juru bicara Presiden SBY itu.