Jumat, 3 Oktober 2025

Minim Rasa Nasionalisme Picu Maraknya Tawuran

Kurangnya nasionalisme di kalangan pemuda menjadi satu masalah yang melatarbelakangi maraknya tawuran

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Gusti Sawabi
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DKI Jakarta menilai kurangnya rasa nasionalisme dan kebangsaan di kalangan pemuda menjadi satu di antara masalah yang melatarbelakangi maraknya tawuran yang terjadi di Jakarta akhir-akhir ini.

"Tak adanya rasa nasionalisme, menjadikan mereka (pemuda) terkotak-kotak. Masalah ini yang harus diatasi," kata Ketua DPD KNPI DKI Jakarta Dody Rahmadi Amar dalam keterangannya, Kamis (7/11/2013).

Masalah krusial yang dihadapi unsur pemuda itulah yang akhirnya menjadi tema Orientasi Pengurus KNPI DKI dalam peringatan Sumpah Pemuda dan menyambut Hari Pahlawan yang digelar di Markas Komando (Mako) Kopassus, Cijantung, Jakarta Selatan, 1-3 November 2013.

"Masalah kepemudaan sengaja diambil karena selain berketepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, permasalah pemuda saat ini cukup mengkawatirkan," ungkap Dody.

Dijelaskan Dody, dalam Orientasi di Mako Kopassus, ada tiga poin yang menjadi tujuan KNPI. Pertama, menjaga solidaritas pengurus KNPI DKI untuk memaksimalkan pembangunan Jakarta Baru. Kedua, menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kebangsaan ditubuh para pemuda Jakarta.

"Yang ketiga adalah mengubah mind set paradigma pengurus KNPI DKI khususnya OKP dan pemuda Jakarta, yang lebih membumi dan mengutamakan kepentingan masyarakat," jelasnya.

Orientasi pengurus KNPI DKI, ujarnya, juga menghasilkan kriteria-kriteria calon pemimpin bangsa masa depan. Yakni pemimpin yang memiliki karakter, pemimpin yang mengerti dan mendahulukan kepentingan masyarakat, dan pemimpin yang sering mendatangi rakyatnya alias blusukan.

"Kami pengurus KNPI DKI  mengajak setiap pimpinan daerah Organisasi Kepemudaan (OKP) dan masyarakat Jakarta, khususnya para pemuda agar tetap bersatu dan tetap solid dalam mengawal pesta demokrasi di tahun 2014 agar tidak terkotak-kotak, oleh kepentingan sesaat atau pragmatis yang merugikan masyarakat," tandasnya. 

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved