Insiden Es Tebu Ical
Insiden Es Tebu Pelajaran Agar Capres Tak Sepelekan Rakyat Kecil
Meski diyakini insiden es tebu di Jambi dilakukan secara tidak sengaja, namun ke depan jangan terulang.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden tidak dibayarnya seorang pedagang es tebu saat ketua umum partai Golkar Aburizal Bakrie melakukan kunjungan ke Jambi beserta rombongan jangan sampai terulang lagi.
Walau pun terlihat sepele, hal tersebut merupakan pelajaran berharga agar semua capres tidak memandang sebelah mata rakyat kecil.
"Semoga ini pelajaran bagi kita semua, untuk perhatian dan tidak menyepelekan orang kecil," kata Sekretaris Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Farhan Effendy kepada Tribunnews.com, Rabu (6/11/2013).
Meski diyakini insiden es tebu di Jambi dilakukan secara tidak sengaja, namun ke depan Farhan berharap sikap tersebut tidak terulang kembali.
"Semoga insiden semacam ini tidak terulang lagi, saya kira kejadian itu tidak disengaja. Mungkin karena banyaknya orang, sehingga lupa sampai tidak terbayar saat itu. Kejadian ini bisa menimpa siapa saja, namanya juga lupa,"kata Farhan.
Farhan juga memberikan nasihat kepada Aburizal Bakrie atau Ical agar tidak malu atas insiden yang terjadi di Jambi tersebut. Sebagai manusia biasa, lanjut Farhan wajar bila seorang Ical lupa membayar es tebu.
"Pak Ical manusia biasa, punya kelemahan dan sifat lupa. Meski peristiwa ini diliput dan diketahui oleh pak Ical, pak Ical tidak perlu malu hanya karena lupa rombonganya belum membayar es tebu. Kalau toh tahu, mungkin malah akan dibayar semua sama pak Ical,"katanya.
Sebelumnya, Acit penjual es tebu di Jambi mengaku belum dibayar oleh rombongan Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie alias Ical. Namun pada malam harinya, setelah ramai diberitakan media massa, seorang yang tidak dikenal mendatanginya dan membayar semua biaya es tebu sebanyak 90 gelas dengan harga Rp 360 ribu itu.
