Senin, 6 Oktober 2025

Ratu Atut dan Kroni

Jawara Salah Satu Penentu Kemenangan Atut di Banten

Keluarga Atut itu suka sama Debus dan Jaipong. Justru mereka itu menyukai seni budaya lokal.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah usai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2013). Atut diperiksa sebagai saksi dengan tersangka Susi Tur Andayani selama 8 jam terkait penyidikan kasus dugaan suap penanganan perkara Pilkada Kabupaten Lebak, Banten di Mahkamah Konstitusi (MK). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Juru Bicara Keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Fitron Nur Ikhsan menjelaskan jawara di Banten merupakan seni budaya yang memang sengaja dipelihara oleh ayah Ratu Atut, Almarhum Haji TB Chasan Sochib.

"Keluarga Atut itu suka sama Debus dan Jaipong. Justru mereka itu menyukai seni budaya lokal. Jawara muncul menjadi organisasi memang dirangkul almarhum," ujar Fitron dalam dialog Polemik yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).

Fitron mengatakan, saat menjadi pengusaha, almarhum TB Chasan memang suka mempertunjukkan seni budaya seperti debus dan jaipong. Justru dengan begitu keluarga Atut memelihara seni budaya lokal.

Dengan alasan memelihara budaya lokal itulah, Fitron menegaskan Ratu Atut mampu merebut masyarakat golongan akar rumput atau grass root yang masih identik dengan kebudayaan lokal.

"Tapi belakangan ketika ada Pilkada langsung selalu memang, karena punya grass root," kata Fitron.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved