Konvensi Demokrat
SBY Ikut Rumuskan Sosialisasi Manual Kandidat Capres Demokrat
Sampai-sampai, Majelis Tinggi Partai Demokrat ikut merumuskan konsep kampanye mereka
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesan serius bakal mewarnai kampanye dan sosialisasi calon presiden Partai Demokrat yang dijaring lewat konvensi, dengan 11 kandidat. Sampai-sampai, Majelis Tinggi Partai Demokrat ikut merumuskan konsep kampanye mereka.
Tak tanggung-tanggung, perumusan sosialisasi dan kampanye kandidat capres yang disiapkan sejak jauh-jauh hari ini, menggandeng agency Poca Media. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun ikut memberi masukan dalam konsepnya.
Tak ada yang terlewat dari konsep sosialisasi kandidat capres ini. Sosialisasi alat peraga dan semua atributnya itu diperlihatkan ketika Komite Konvensi Capres Partai Demokrat mengundang Liaision Officer (petugas penghubung) 11 kandidat di Wisma Kodel, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Semua sosialisasi dan alat peraga yang tak menghilangkan kesan Demokrat itu terangkum dalam bundel Visual Identity Manual yang dibagikan kepada tiap kandidat. Semua urusan logo, pin, umbul-umbul, kaos dan kemeja resmi kandidat saat kampanye, sampai dress code saat debat tak ada yang terlewatkan.
Ria Yusnita dari agency Poca Media usai memaparkan VIM di depan Liaison officer, mengaku, logo Konvensi memang tak lepas dari logo Partai Demokrat. Tapi, semangat dan glory-nya tak menghilangkan kalau konvensi ini identik dengan Partai Demokrat.
"Seluruh alat sosialisasi yang dibuat tidak bertentangan dengan branding Partai Demokrat. Di sini ada elemen warna yang bisa digunakan," ujar Ria sambil menjabarkan elemen warna-warna yang menempel dalam logo Konvensi.
Ria bercerita, butuh waktu sebulan untuk mendiskusikan tiap detil sampai akhirnya dipakemkan lewat Visual Identity Manual. Ia tak menampik, jika ide itu datang hasil diskusi panjang dengan Majelis Tinggi, diikuti langsung oleh SBY.
Menurutnya, pertimbangan warna dan lain sebagainya, secara filosofis ingin menunjukkan bahwa gelaran konvensi bukan saja milik internal Demokrat, tapi juga unsur eksternal. Sehingga warna Demokrat tak terlalu keras dalam atribut yang akan dikenakan kandidat nanti.
"Usulan ini murni dari Majelis Tinggi. Ide dari Majelis Tinggi ingin supaya Demokrat tetap terasa tapi tidak terlalu keras karena mempertimbangkan kandidat dan Komite selain dari internal, juga eksternal partai. Jadi, membuatnya lebih soft," kata Ria.
Masih menurut Ria, kombinasi pilihan warna, logo, dan alat peraga lainnya, memiliki tujuan dan makna tersendiri. "Intinya Majelis Tinggi menginginkan unified identity across all platform all candidate. Tapi tak bertentangan dengan branding Demokrat," katanya lagi.
Saat pemaparan VIM itu, Ria memperkenalkan satu persatu alat peraga kampanye yang akan menempel pada diri kandidat seperti PIN, kemeja dan sebagainya. Semua itu sudah disiapkan Poca Media, tinggal kandidat memproduksinya.
Bahkan, untuk iklan di televisi, Poca Media juga membuat template, di mana kandidat yang mengiklankan pada akhir pesannya harus mencantumkan kalimat, misalnya, "Saya Bambang Sukono, calon presiden konvensi Partai Demokrat."
Bukan itu saja, Poca Media juga sudah menyiapkan stiker sosialisasi kandidat yang akan ditempel di kaca mobil. Semua kandidat bisa melakukan itu, tetap dengan tidak keluar dari konsep yang templatenya sudah disiapkan sesuai dalam VIM.
Contoh lain yang disiapkan adalah dress code untuk acara debat seperti kandidat harus berpeci hitam, berjas dan bercelana hitam, kemeja putih, dan dasi warna merah. Bukan tanpa alasan dasi yang dipilih dan akan dikenakan kandidat nanti warna merah.
"Karena tujuh dari 10 presiden, misalnya kepala negara yang hadir dalam forum semisal Apec, dasinya merah. Itu standar universal yang berlaku di dunia," kata perempuan berambut lurus sebahu itu.