Dua Mahasiswa Indonesia akan Taklukkan 7 Puncak Gunung Tertinggi Dunia
Pendakian ini mengemban misi kemanusiaan
Laporan Wartawan Tribun Manado, Maickel Karundeng
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Inka Wangko (25) dan Jelita Karamoy (19) dari kelompok Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Aesthetica Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) akan berusaha menaklukkan tujuh puncak gunung tertinggi di dunia.
Pendakian yang mengusung tema The First Indonesia Woman On Seven Summits Of The World Expedition ini mengemban misi kemanusiaan, duta daerah Sulut, duta Unima serta kesetaraan gender.
Dalam jumpa pers di Soccer Cafe Resto Boulevard Manado, Selasa (13/8/2013), Bob Sumoked selaku koordinator tim teknis MPA Aesthetica menjelaskan, ada empat orang yang akan mendaki tujuh gunung tertinggi di dunia. Tetapi Inka dan Jelita yang diutamakan mendaki berdasarkan program dari MPA Fbs Mapala Unima.
"Mereka berdua sudah mengikuti training hingga sekarang. Training jogging dan mengangkat beban serta mendaki Gunung Klabat hanya 12 jam naik dan turun," kata Bob.
Menurut Bob, Inka sudah mendaki Gunung Klabat, Mahawu, Ambang, Gunung Carstensz Pyramid di Papua, Gunung Lolong Bulan, Rorekatimbu dan Gunung Gawatise. Puncak gunung yang pernah ditaklukan Jelita yaitu Gunung Klabat, Soputan, Empung, Ambang, Manimporok, Mahawu, Gunung Awu (Tahuna). Di luar daerah Sulut, dia sudah mendaki Junung Rorekatimbu serta Gunung Gawalise (Palu) dan Gunung Kerinci (Jambi).
Mental Inka sudah terbukti saat menaklukkan Gunung Carstensz Pyramid selama lima hari. Inka juga sudah menjadi guide profesional. Jelita pun berhasil mendaki gunung kedua tertinggi di Indonesia yaitu Kerinci.
"Jadi mereka sudah cukup berpengalaman untuk menaklukkan tujuh gunung tertinggi di dunia," kata Bob.
Bob mengatakan, rencana keberangkatan mereka mulai dari Manado-Jakarta 22 Agustus 2013 dan tangal 23-24 Agustus 2013 dari Jakarta menuju Rusia. Mereka akan dijemput oleh staf KBRI Indonesia di Rusia.
"Kami telah menghubungi agen Rusia yang biasa melayani pendakian gunung Elbrus. Agen yang akan mengatur mereka di sana untuk menyelesaikan pendakian. Nanti selama empat hari, keempat orang ini akan mendaki tiap hari selam dua jam untuk menyesuaikan dengan cuaca dan hari kelima mereka akan mendaki gunung Elbrus. Nantinya mereka bulan September kembali ke Jakarta," jelasnya.
Saat ini, kata Bob, kendala yang dihadapi adalah dana. Tim membutuhkan dana Rp 250 juta untuk realisasikan program. Sampai sekarang dana yang terkumpul belum separuh.
Frangky Kowaas menambahkan, mendaki Gunung Elbrus dengan ketinggian 5.642 meter dari permukaan laut lima kali lebih berat dari Gunung Carstensz Pyramid.
"Hanya masalah uang dan cuaca buruk yang menghambat program ini," ucapnya.