Demokrat Harus Dorong Kader Muda
Pasca KLB Demokrat, jajaran elit partai tersebut nyaris diisi oleh kader-kader senior
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Pasca Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat, jajaran elit partai tersebut nyaris diisi oleh kader-kader senior. Padahal, untuk menciptakan regenerasi internal partai politik (parpol) seharusnya Demokrat mempertimbangkan kehadiran kader-kader muda potensial dan jauh dari masalah.
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengatakan, Partai Demokrat saat ini butuh perubahan yang radikal. Perubahan radikal merupakan syarat kebangkitan kembali Demokrat pasca badai korupsi yang melanda partai berlambang mercy ini.
Menurutnya, perubahan radikal tersebut harus teraktualisasi dengan pemilihan beberapa kader muda yang potensial dan juga jauh dari masalah. Dia mengatakan, untuk kepengurusan baru, perlu wajah-wajah baru yang segar.
"Untuk itu, pengurus baru perlu wajah baru yang segar. Butuh figur-figur muda yang bagus seperti Ulil Abdallah, Teuku Riefky Harsya, Achsanul Qosasih, Didi Irawadi, Ramadhan Pohan, Didik Mukrianto, Pasha Ismaya Sukardi dan beberapa kader muda yang potensial dan tidak dijamah kasus etik dan korupsi," ujarnya, Jumat (5/4/2013).
Selain itu, lanjut Boni, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus konsisten untuk menciptakan kaderisasi internal parpol. Sebab, regenerisasi penting untuk menciptakan kualitas parpol yang mumpuni dan berjaya di masa depan. "SBY harus konsisten dengan regenerasi politik seperti sudah dimulai di kongres Bandung dulu," ujarnya.
Dikatakan, untuk memperlihatkan keseriusan SBY mengembangkan Demokrat sebagai salah satu parpol tonggak kehidupan bangsa, maka orang mudah yang dipilih menjadi sekjen atau wakil sekjen dan pengurus lainnya harus dari luar dinasti politik SBY. Dengan demikian, partai ini menjadi partai yang solid dan berdemokratis.
"Orang muda harus dari luar keluarga ketua umum untuk menghilangkan warna dinasti politik yang bisa menjadi kontraproduktif bagi citra Demokrat," tegasnya.
Guru Besar Universita Indonesia (UI) Iberamsjah menambahkan, untuk memaksimalkan kinerja partai, sebaiknya jajaran pengurus partai diisi oleh kader muda. Demokrat akan bergerak lambat jika pengurus diisi kader tua, yang nota bene juga merangkap jabatan. Memang, menurutnya di negara Eropa seperti Jerman, ada ketua umum yang rangkap jabatan dan jajaran partai lain.
"Di jerman memang ketum bisa merangkap jabatan seperti ketua partai liberal (FDP) Philip Roesler. Dia merangka menteri ekonomi," ujarnya.
Namun lanjutnya, pola rangkap jabatan di Indonesia agak sulit karena partai-partai belum sungguh-sungguh berbasis ideologis. Sementara partai di Jerman berbasis ideologi, dan manajemen partai sudah kuat dan modern.
Jika Demokrat tidak mencari sosok muda sebagai penggerak partai di kepengurusan, maka kapal Demokrat dipastikan tenggelam di 2014.
Munculnya kader muda, katanya lagi, tentu akan merealisasi tugas-tugas pokok seperti agregasi kepentingan, mencegah konflik, komunikasi politik, dan pendidikan politik. Hal tersebut merupakan tugas yang harus diembankan maksimal oleh ketua partai.