Senin, 6 Oktober 2025

Kongres HMI

Faktor Psikologis Penyebab Ketidakhadiran SBY

Faktor psikologis menjadi penyebab ketidakhadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pembukaan Kongres

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Faktor Psikologis Penyebab Ketidakhadiran SBY
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Wakil Presiden RI ke-10, Jusuf Kalla (kiri), Menteri Pendidikan, M Nuh (dua kanan), Ketua Majelis Penasehat KAHMI, Akbar Tandjung (dua kiri) serta Ketua Umum PB HMI, Noer Fadjriansyah (tengah) saat pembukaan kongres nasional Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) ke-28 di Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2013). Kongres HMI ke-28 yang berlangsung hingga 22 Maret 2013 tersebut mengusung tema HMI untuk Indonesia Satu Tak Terbagi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faktor psikologis menjadi penyebab ketidakhadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pembukaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-28 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/3/2013).

“Jadi, dimaklumi adanya kekhawatiran presiden terhadap tidak adanya jaminan keamanan dalam kongres itu. Terlebih presiden katanya mendengar ada kader HMI yang anti SBY. Situasinya memang tidak kondusif, karena suasana kebatinan kader HMI kurang mendukung," tandas Akbar, Ketua Dewan Penasihat Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada wartawan di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Jumat.

Kondisinya memang sedang tidak kondusif, karena suasana kebatinan yang kurang mendukung terkait konflik internal Partai Demokrat (PD), dengan mantan Ketua Umum DPP PD yang juga anggota presidium KAHMI Anas Urbaningrum.

Menurut Ketua Pertimbangan Partai Golkar itu, ketidakhadiran presiden atau jika ada penolakan terhadap kehadiran presiden tersebut bisa diartikan berhubungan dengan isu perseteruan internal PD dengan Anas Urbaningrum yang notabene pernah menjadi Ketua Umum PB HMI.

"Mereka memiliki empati pada Anas dan solidaritas atas situasi Anas. Walau mereka tidak ikut mencampuri Anas. Proses hukum Anas biarkan saja berjalan," kata Akbar.

Namun demikian lanjut Akbar, KAHMI tidak akan memberikan dukungan politik terhadap Anas Urbaningrum. Sebab, persoalan politik yang mendera salah satu anggota Dewan Presidium KAHMI itu merupakan masalah internal PD.

"Soal politik di PD itu terkait keberadaan Anas sebagai ketua umum di PD. Itu masalah internal partai, kita tidak akan campuri masalah partai. KAHMI lebih memilih menggunakan perspektif hukum dibandingkan politik dalam melihat kasus Anas, dan KAHMI akan selalu memberi dukungan moral agar Anas sanggup menjalani proses hukum," kata Akbar.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved