Konflik Partai NasDem
Ketua DPP BAHU NasDem Mundur Bukan karena Hary Tanoe
Effendy Syahputra menganggap kemunduran dirinya bersama teman-temannya bukan dalam rangka mengikuti jejak Harry Tanoesoedibjo.

Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Advokasi Hukum (BAHU) Partai NasDem, Effendy Syahputra menganggap kemunduran dirinya bersama teman-temannya bukan dalam rangka mengikuti jejak Harry Tanoesoedibjo.
Kemunduran dirinya bersama 12 kader Partai NasDem lainnya tersebut merupakan keinginan pribadi dengan alasa bahwa BAHU sebagai organisasi saya partai seperti dianaktirikan Surya Paloh.
"Kami mundur karena melihat adanya prinsip ketidakadilan dalam kepengurusan baru Partai. Tidak ada keringat, tidak apa-apa langsung duduk di Partai, langsung mendapatkan jabatan. Itu ada beberapa nama," kata Ketua DPP BAHU Partai Nasdem, Effendy Syahputrta di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2013).
Ia pun tidak menampik, bahwa di Partai NasDem sendiri saat ini bila ada orang-orang kritis selalu dicap sebagai orang-orang Harry Tanoe. Apa yang dilakukan dirinya pun tentu saja seperti itu. Effendy dan teman-temannya dicap orang-orang Harry Tanoe, padahal dirinya mengambil langkah mundur merupakan keinginan pribadi, bukan karena pengaruh Harry Tanoe.
"Kita mundur secara pribadi, setelah ini saya mungkin akan kembali lagi ke profesi saya sebagai advokat," ujarnya.
Badan Advokasi Hukum (BAHU) merupakan organisasi sayap Partai NasDem. Namun organisasi sayap tersebut seperti dianaktirikan dan tidak mendapat pengakuan yang berarti dari partai tersebut.
Dengan mundurnya Effendy sebagai ketua DPP BAHU Partai Nasdem, maka ia mengembalikan sepenuhnya kepengurusan organisasi sayap partai tersebut kepada Surya Paloh.
"Mandat saya kembalikan kepada ketua umum partai," ujarnya.