Nasib Anas di Demokrat
Ketika Anas Urbaningrum Menyindir 'Lewat BBM'
Anas tampaknya lebih memilih berdiam diri di kediamannya. Kendati demikian, Anas memilih mengemukakan unek-uneknya melalui bBBM.
TRIBUNNEWS.COM - Anas Urbaningrum sangat jarang bicara ke publik melalui media massa sejak sejumlah kewenangannya sebagai ketua umum Demokrat diambilalih oleh Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat akhir pekan lalu.
Anas tampaknya lebih memilih berdiam diri di kediamannya Duren Sawit, Jakarta.
Kendati demikian, Anas memilih mengemukakan unek-uneknya melalui blackberry messenger system atau BBM.
Di status Blackberry yang dia miliki, Anas kerap menulis apa kegundahan hatinya.
Sebelumnya dia menulis "Politik para Sengkuni". Banyak kalangan menafsirkan topik itu terkait memanasnya internal Partai Demokrat saat ini.
Kendati Anas mengakui status itu iseng saja dan tidak dimaksudkan untuk hal-hal tertentu.
Sengkuni bagian dari cerita Mahabarata, sebua cerita legendaris dari India itu memuat perang saudara antara Kurawa dan Pandawa yang penuh intrik politik, salah satunya keterlibatan Sengkuni.
Kemudian pada 12 Februari kemarin hingga pagi ini, Anas kembali menulis status "Ojo dumeh".
erkait dengan pesan "ojo dumeh" ini, pakar Pendidikan, Prof Mudjia Rahardjo, dalam situsnya sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Selasa, menjelaskan makna dari "ojo dumeh". Bagi masyarakat Jawa "ojo dumeh" memiliki nilai-nilai luhur yang sampai hari ini masih dipegang. Yang artinya sikap untuk tidak mentang-mentang.
Prof Mudjia menulis sebagai sebuah nilai, ojo dumeh memiliki makna sangat dalam dan masuk dalam ranah yang luas, bisa mengenai kedudukan, kekuasaan, kekayaan, dan status sosial.
Ini merupakan ajaran Jawa ketika orang harus sadar bahwa kehidupan itu berputar. Suatu saat di atas dan saat lain di bawah. Ketika di atas, misalnya, ketika berkuasa dan memiliki akses banyak, jangan mentang-mentang dan berperilaku semena-mena terhadap orang lain atau bawahannya.
(aco)