Nasib Anas di Demokrat
Tjipta Lesmana: Anas Mampu Melawan Tekanan soal Desakan Mundur
Pengamat politik, Tjipta Lesmana menilai, Anas Ubaningrum tidak akan mundur dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat meski

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Tjipta Lesmana menilai, Anas Ubaningrum tidak akan mundur dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat meski desakan itu didengungkan oleh sejumlah senior partai yang didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003 lalu.
"Saya melihat kayaknya Anas tidak mau mundur," ungkap Tjipta kepada wartawan termasuk Tribunnews.com, usai peluncuran bukunya berjudul "Bola Politik dan Politik Bola, Kemana Arah Tendangannya?" ,di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2/2013).
Apalagi, kata pakar komunikasi politik ini, berdasarkan informasi yang ada, bahwa Anas cukup kuat di DPD dan DPC Partai Demokrat.
Di tengah tekanan mundur, imbuh dia, Anas sudah menunjukkan perlawanan. Di antaranya, Anas tegaskan bahwa merosotnya popularitas Partai Demokrat bukan hanya karena dirinya, tetapi karena kinerja pemerintahan SBY yang makin merosot.
"Pernyataan Anas itu benar. Saya setuju sekali. Anas katakan bahwa popularitas Partai Demokrat juga ditentukan oleh kinerja pemerintahan SBY. Anas betul," ungkap Tjipta sembari mengakui jika kinerja pemerintahan SBY belakangan ini makin merosot.
"Makin merosot. Jadi bukan hanya terletak di figur Anas saja. bukan. Tapi juga ditentukan oleh kinerja pemerintahan SBY," kata dia.
Dengan itu, berarti, bila merujuk pada hasil survei terakahir yang dikeluarkan Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), bukan hanya karena figur Anas elektabilitas Demokrat terjun bebas hanya mencapai delapan persen.
Seperti diketahui, usai SMRC merilis hasil survei bahwa suara Demokrat terjun bebas sebesar 8,3 persen jika pemilu dilakukan hari ini.
Dua politisi senior Demokrat, Syarif Hasan dan Jero Wacik secara kompak menggelar jumpa pers di kediamannya masing-masing.
Keduanya mendesak Anas untuk mundur lantaran proses hukumnya di KPK yang hingga saat ini tidak jelas statusnya. Hal itu membuat merosotnya elektabilitas Demokrat.