Konflik Partai NasDem
Meutya Hafid Bantah Pindah ke NasDem
Meutya Hafid mengaku tetap fokus menjalankan tugas sebagai anggota DPR, dan membantah isu pindah ke Partai NasDem.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meutya Hafid mengaku tetap fokus menjalankan tugas sebagai anggota DPR, dan membantah isu pindah ke Partai NasDem.
Meutya merasa perlu mengklarifikasi isu terkait dirinya akan pindah ke Partai NasDem. Meutya mengatakan, ia ingin fokus dan konsentrasi menjalankan amanahnya sebagai anggota DPR. Ia menepis isu pindah partai, dan mengatakan itu rumor belaka.
“Tugas dan posisi saya saat ini sebagai anggota DPR belum selesai. Saya ingin fokus menjalankan amanah konstitusi yang diberikan kepada saya. Dengan demikian, tidak betul dugaan saya pindah partai," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (21/01/2013).
"Sejak awal masuk DPR, saya sudah komit. Masih tersisa kurang dari satu setengah tahun. Pada sisa waktu yang tidak banyak ini, Saya ingin bisa tetap fokus, tidak lagi ada isu ini,” tuturnya.
Terkait kedekatan dengan NasDem, Meutya hanya menganggap sebagai bentuk penghormatan terhadap Surya Paloh.
“Betul di awal saya ikut membangun Ormas Nasional Demokrat yang berdiri 1 Februari 2010, bersama Bapak Surya Paloh. Saya sangat menghormati beliau, tidak hanya sebagai mentor, juga seperti orangtua saya. Saya berterima kasih banyak, karena dari beliau, saya banyak belajar," paparnya.
"Mereka yang tergabung dalam ormas maupun Partai NasDem, banyak yang merupakan sahabat-sahabat saya.Tapi untuk partai, saya harus tegas, hitam putih, bahwa untuk menyelesaikan amanah sebagai anggota DPR, saya tidak mungkin pindah partai," ucapnya.
Terkait kisruh di internal NasDem, Meutya enggan menanggapinya.
"Saya anggota Fraksi Partai Golkar, jadi enggan mengomentari kisruh di tubuh NasDem. Pernyataan saya juga tidak ada sangkut pautnya dengan kisruh di tubuh NasDem. Kebetulan saja jika waktunya bersamaan,” jelasnya.
Terkait dengan pencalegan 2014, ia menyerahkannya kepada partai politik.
“Itu sepenuhnya hak partai, karena peserta pemilu, sesuai dengan konstitusi negara ini, adalah partai, bukan orang per orang. Jika Partai Golkar menganggap rekam jejak saya cukup baik, saya siap menjalankan amanah. Tapi itu biarlah nanti, sekarang saya ingin konsentrasi selesaikan tugas dulu,” ucapnya. (*)