Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Partai NasDem

Bekas Sekjen NasDem: Surya Paloh Otoriter

Seribu langkah yang ditempuh Ketua Dewan Pembina Partai NasDem, Surya Paloh untuk mengambil alih posisi Ketua Umum, membuat riak di

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Bekas Sekjen NasDem: Surya Paloh Otoriter
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Mantan Sekjen Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ahmad Rofiq dan Mantan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo (kiri ke kanan) memberikan keterangan pers di Gedung HT Foundation, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (21/1/2013). Mereka mengundurkan diri dari kepengurusan partai Nasdem karena berbeda pendapat dengan pendiri Partai Nasdem, Surya Paloh yang ingin menjadi ketua umum Partai Nasdem. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seribu langkah yang ditempuh Ketua Dewan Pembina Partai NasDem, Surya Paloh untuk mengambil alih posisi Ketua Umum, membuat riak di internal partai yang dominan anak muda. Tak sedikit dari mereka hengkang karena Surya sudah melenceng dari haluan.

Bekas Sekretaris Jenderal NasDem, Ahmad Rofiq terang-terangan mengatakan, dirinya tak mempersoalkan posisi ketua umum diambil Surya, hanya saja tetap menggikuti asas dan sistem yang berlaku di partai. Alih-alih menyadarkan, keinginan Surya semakin besar mengambil posisi.

Rofiq yang mundur bersama Ketua Dewan Pakar, Hary Tanoesoedibjo, Wasekjen, Saiful Haq, dan Ketua Internal, Endang Tirta, mengakui, kepengurusan DPP Nasdem sangat lah minimalis, sehingga yang perlu bukan perubahan tapi penambahan personil.

"Jadi, sudah waktunya buka rekurtemen kepengurusan lebih banyak. Bagi Pak Surya adalah ketika melakukan penguatan itu, beliau harus jadi ketua umum dibarengi pengurus yang lain. Sementara bagi Pak HT tak perlu ada pergantian ketua umum dan sekjen," tukasnya.

Dengan penambahan kepengurusan, justru akan semakin membuat NasDem lebih solid dan kokoh. Namun, usul Rofiq agar adanya penambahan pengurus yang ditiupkan kepada Surya seperti angin lalu, dan tak bisa bisa diterima. Usulnya Surya bertolak dari pendapat Hary.

Ketika dikonfirmasi apakah sikap Surya begitu keras kepala masuk dalam kategori tipe pemimpin otoriter untuk mengambil alih posisi ketua umum, Rofiq tak menampiknya dan mengatakan, "Bisa disebut seperti itu. Karena memang tidak pernah dilakukan rapat oleh pimpinan pusat atau yang lain-lain."

Selain itu, lanjut Rofiq, aturan main berorganisasi tidak pernah ditempuh secara prosedural. Inilah yang membuat dirinya selaku Sekjen merasa aneh. Ia menilai roda organisasi diterabas tanpa mengindahkan aturan partai yang sudah termaktub dalam AD/ART.

"Saya kira sudah agak lama (Surya mau jadi Ketum). Tapi yang saya tunggu itu sesuai prinsip berorganisasi. Saya tegaskan tidak ada satu pun orang yang menolak Pak Surya Paloh jadi ketum. Tapi cara yang harus dipakai dengan prosedur," tegas Rofiq.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved