Sabtu, 4 Oktober 2025

Banjir Dahsyat Jakarta

7.413 Warga Penjaringan Hidup di Pengungsian

Sedikitnya 7.413 jiwa terpaksa diungsikan ke 15 posko akibat meluapnya waduk Pluit, Jakarta Utara.

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto 7.413 Warga Penjaringan Hidup di Pengungsian
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Warga menyelamatkan diri dari banjir di kawasan perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (19/1/2013). Banjir bandang menutup seluruh kawasan Pluit dengan ketinggian lebih dari 2 meter diakibatkan Waduk Pluit yang meluap. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bahri Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sedikitnya 7.413 jiwa terpaksa diungsikan ke 15 posko akibat meluapnya waduk Pluit, Jakarta Utara. Luapan waduk Pluit ini membuat empat keluarahan di kecamatan Penjaringan banjir. Empat kelurahan ini adalah kelurahan Pluit, kelurahan Penjaringan, kelurahan Penjagalan dan kelurahan Kapuk.

Hal ini dikemukakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribunnews.com, Jakarta, Minggu (20/1/2013).

Menurutnya, ketinggian air di empat kelurahan tersebut bervariasia. Ada beberapa titik yang mencapai 2 meter.

"Jadi tanggul waduk Pluit yang memiliki luas 80 hektar tidak jebol," ujarnya.

Ia menjelaskan, meluapnya air di waduk Pluit tak terlepas dari jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jalan Latuharhary pada Kamis (17/1/2013) lalu. Beban semakin menumpuk lantaran air dari jebolnya tanggul BKB menumpuk di sungai Cideng.

"Sungai Cideng yang memiliki kapasitas debit 30 m3/detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Jl. Latuharhary  sekitar 30 m3/detik.  Pada saat bersamaan pompa di Waduk Melati berkapasitas 12m3/detik dan Pompa Cideng berkapasitas 7 m3/detik juga mati. Demikian pula BKB juga penuh. Dengan matinya pompa air maka banjir makin tidak terkendali," urainya.

Ia menjelaskan, waaduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel 2 pompa banjir berkapasitas 35 m3/detik dan 4 m3/detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan.

"Ini ditambah dengan pasang laut makin bertambah. Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1/2013) terjadi pada pukul 07.35 yaitu tinggi 0,87 meter," jelasnya.

Disebutkan, pada Minggu (20/1/2013) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51 yaitu 0,91 meter. Demikian juga Senin (21/1/2013) pukul 08.10 setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1/2013) hingga Sabtu (26/1/2013) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut.

"Pemerintah terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Pluit," imbuhnya seraya memastikan tanggul di Latuharhary telah selesai ditutup. Pompa Waduk Melati telah dihidupkan. Pompa air dari Dinas PU DKI Jakarta dan Kementerian PU dikerahkan ke Pluit untuk mengurangi banjir.

"BNPB mengerahkan pasukan Armarbar. Beberapa titik posko telah didirikan oleh Marinir, Kopassus, Basarnas, Tagana dan lainnya untuk memberikan bantuan evakuasi, distribusi kebutuhan dasar, logistik, kesehatan dan sebagainya," ungkapnya.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved