Senin, 6 Oktober 2025

Jurnalis Tribunnews.com Raih Penghargaan ILO-AJI

Empat dari lima kategori kompetisi jurnalistik isu pekerja dan pendidikan direbut media grup Kompas, termasuk Tribunnews.com.

Jurnalis Tribunnews.com Raih Penghargaan ILO-AJI - semir_11.jpg
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Bocah ini terpaksa putus sekolah demi jadi tukang semir untuk mendapatkan uang buat belanja ibunya.
Jurnalis Tribunnews.com Raih Penghargaan ILO-AJI - semir_21.jpg
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Bocah-bocah ini terpaksa putus sekolah demi jadi tukang semir untuk mendapatkan uang buat belanja ibunya.
Jurnalis Tribunnews.com Raih Penghargaan ILO-AJI - semir_31.jpg
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Bocah tukang sate di Jombang, Tangerang Selatan.

* Empat dari Lima Kategori direbut Grup Kompas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Perburuhan Internasional atau
International Labour Organization (ILO) dan Aliansi Jurnalis Independen
(AJI) Jakarta memberikan penghargaan lomba jurnalistik isu pekerja anak dan
pendidikan bagi para jurnalis.

Dalam acara ini diumumkan para pemenang lomba dari lima kategori-cetak, online, radio, TV dan jurnalistik foto. Penghargaan ini diberikan pada Sabtu, 15 Desember 2012, pukul 12.00 WIB di Mango Tree Bistro, Epicentrum Walk, jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

Empat dari lima kategori kompetisi jurnalistik dengan isu pekerja anak dan pendidikan dimenangkan oleh media-media grup Kompas - Gramedia. Empat kategori tersebut adalah:

- Untuk media online, dimenangkan oleh Tribunnews.com lewat reportase berjudul "Putus Sekolah, Jadi Tukang Semir Sepatu demi Uang Belanja Ibu," karya Agung Budi Santoso.

- Kategori media cetak dimenangkan Harian kompas lewat reportase berjudul, "Mereka Harus Bisa Bekerja Keras untuk Bisa Sekolah, " karya Rini Kustiasih.

- Kategori media TV, jawaranya adalah Kompas TV lewat reportase nestapa kehidupan "Anak-anak Laut" karya Odit Praseno dan Alvi Apriayandi.

- Sementara untuk kategori foto, jawaranya adalah karya Fransiscus Parulian Simbolon dari Kontan dengan foto berjudul "Pekerja Anak Jalanan."

- Adapun juara I kategori radio, dimenangkan Kantor Berita Radio (KBR) 68 H dengan laporan berjudul "Kisah Anak Perut Bumi" laporan Ikhsan Raharjo.

"Kami berharap reportase media berperan penting menghapus pekerja anak, terutama untuk pekerjaan kategori terburuk untuk mereka," tegas Michiko Miyamoto, Wakil Direktur International Labour Organization (ILO) untuk Indonesia saat penyerahan penghargaan kepada para jurnalis di Mango Distro Cafe, Jakarta, Sabtu (15/12/2012).

Kompetisi yang digelar ILO bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta itu dikawal para juri antara lain Riza Primadi, Maria Hartiningsih dan Kemal Jufri.

Ketua AJI Jakarta Umar Idris menyatakan terimakasih, tidak hanya untuk reportase isu pekerja anak yang dilombakan, tapi juga yang tidak masuk lomba.

"Karena ini adalah bom waktu. Jumlah pekerja anak makin besar dan memprihatinkan, bagaimana masa depan bangsa ini kalau anak-anak yang harusnya mengenyam pendidikan malah banting tulang cari uang buat keluarga?" ujar Umar Idris, prihatin.

ILO memperkirakan sekitar 215 juta anak di seluruh dunia menjadi pekerja anak. Badan Pusat Statistik mencatat terdapat sekitar 2,5 juta pekerja anak usia 5-17 tahun pada tahun 2009 di Indonesia.

Sebagian besar dari mereka bekerja dengan jam kerja yang panjang, dan acapkali dalam kondisi berbahaya yang dapat menghambat tumbuh-kembang mereka.

Mereka pun tidak mendapatkan peluang pendidikan yang akan memberikan mereka masa depan yang lebih baik atau harus menyeimbangkan bekerja dengan bersekolah.

ILO dan AJI juga menganugerahkan beasiswa untuk pendidikan dan peliputan khusus isu pekerja anak dan pendidikan kepada sejumlah media yang proposalnya terpilih.

Penghargaan media ini dimaksudkan untuk menghormati upaya yang telah
dilakukan oleh para jurnalis dan media dalam menghasilkan karya jurnalistik
yang berkualitas terkait pekerja anak dan pendidikan.

Penghargaan media ini juga merupakan bagian dari kampanye ILO yang menegaskan kembali upaya-upaya nasional, termasuk di dalamnya dari sektor media, dalam memerangi perburuhan anak, terutama dalam bentuk pekerjaan terburuk.

"ILO meyakini pendidikan memainkan peran penting dalam mencapai penghapusan pekerja anak, terutama bentuk-bentuk terburuknya. Karenanya, melalui penghargaan media ini, diharapkan media massa dapat terus mendidik masyarakat, mendorong upaya nasional dan lokal dan memberikan suara kepada para pekerja anak melalui karya-karya jurnalistik mengenai pekerja anak dan pendidikan," kata Michiko Miyamoto, Wakil Direktur ILO di Indonesia.

Bagi AJI Jakarta, media memainkan peranan yang sangat penting untuk mendorong pemenuhan hak-hak publik. Dengan pemberitaan yang mendalam, publik mendapatkan informasi mengenai kondisi pekerja anak di dalam  negeri,tantangan yang dihadapi untuk menghapuskan pekerja anak, dan pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan.

Tidak hanya itu saja, media juga mampu menjalankan perannya untuk memberikan suara bagi pekerja anak (giving voice to the voiceless).

Proses registrasi dan seleksi telah dilakukan sejak Juni tahun ini, dengan fokus pada pemberitaan mendalam yang memadukan permasalahan pendidikan dan pekerja anak. Para pemenang telah melalui seleksi oleh para juri yang terdiri dari editor, foto jurnalis professional, AJI Jakarta dan ILO. Juri lomba ini ialah Riza Primadi (televisi dan radio), Maria Hartiningsih (cetak dan online), dan Kemal Jufri (foto).

Selain penghargaan media, ILO dan AJI Jakarta juga memberikan beasiswa media kepada para jurnalis terpilih untuk melakukan reportase mendalam mengenai pekerja anak dan pendidikan.

ILO memperkirakan sekitar 215 juta anak di seluruh dunia menjadi pekerja
anak. Sementara Badan Pusat Statistik mencatat terdapat sekitar 2,5 juta
pekerja anak usia 5-17 tahun pada tahun 2009 di Indonesia.

Sebagian besar dari mereka bekerja dengan jam kerja yang panjang, dan acapkali dalam
kondisi berbahaya yang dapat menghambat tumbuh-kembang mereka. Mereka pun tidak mendapatkan peluang pendidikan yang akan memberikan mereka masa depan yang lebih baik atau harus menyeimbangkan bekerja dengan bersekolah.

Penghargaan dan beasiswa media ini merupakan bagian dari kampanye yang
digelar ILO melalui Proyek Pekerja Anak dan Pendidikan yang didanai
Kementerian Luar Negeri Belanda.

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan bagi pekerja anak ataupun anak-anak yang rentan untuk bekerja atas pendidikan. Kampanye ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan ILO bersama para mitranya untuk menegaskan kembali upaya-upaya memerangi pekerja anak, terutama bentuk-bentuk terburuknya. (*)

Daftar Pemenang Lomba Jurnalistik Isu Pekerja Anak  (Diprakasai AJI Jakarta dan ILO)

A.Juara Kategori Media Cetak:
1. Juara 1 Kategori Media Cetak:
"Mereka Harus Bisa Bekerja Keras untuk Bisa Sekolah"Rini Kustiasih, Kompas.
2. Juara 2 Kategori Media Cetak"Menambang Batu Merajut Hidup" karya Suryadi dari Modus Aceh.

B.Juara Kategori Media Online
1. Juara 1 Kategori Media Online"Putus Sekolah, Jadi Tukang Semir sepatu Demi Belanja Ibu" karya Agung Budi Santoso,Tribunnews.com

C. Juara Kategori Media Foto
1. Juara 1 Kategori Foto"Pekerja Anak Jalanan" karya Fransiskus Parulian Simbolon, Kontan
2. Juara 2 Kategori Foto"Pekerja Anak Kolong" karya Septiawan, Sinar Harapan.

D. Juara Kategori Media Televisi
1. Juara 1 Kategori Televisi"Anak-anak Laut" karya Odit Praseno dan Alvi
Apriayandi, Kompas TV
2.Juara 2 Kategori Televisi"Pekerja Anak"Jekson SImanjuntak, karya August
Hasoloan, Yanuar RBeritasatu TV.

E.Juara Kategori Radio
1. Juara 1 Kategori Radio"Kisah Anak Perut Bumi" karya Ikhsan Raharjo, KBR 68H

Baca Artikel terkait

Putus Sekolah, Jadi Tukang Semir Sepatu Demi Belanja Ibu

Harusnya Bermain, Tapi Anak Ini Banting Tulang Cari Duit

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved