Jumat, 3 Oktober 2025

Hartati Murdaya Tersangka

Hartati Murdaya Curhat di Twitter?

Hartati Murdaya, tersangka kasus dugaan suap penerbitan hak guna usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah, curhat di Twitter.

Penulis: Mochamad Faizal Rizki
zoom-inlihat foto Hartati Murdaya Curhat di Twitter?
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Mantan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Siti Hartati Murdaya, menangis di dalam mobil tahanan, usai diperiksa penyidik KPK, Rabu (12/9/2012). Hartati langsung ditahan karena diduga terkait kasus dugaan penyuapan Bupati Buol Amran Batalipu, untuk memperoleh hak guna usaha (HGU) lahan perkebunan seluas 4.500 hektare.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hartati Murdaya, tersangka kasus dugaan suap penerbitan hak guna usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah, curhat di Twitter.

Di media sosial, Hartati mengatakan tidak relevan jika KPK menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus penyuapan.

"Saya tidak tahu dan tidak terlibat sama sekali dalam kasus ini," tulisnya dalam akun Twitter @hartatimurdaya, Minggu (23/9/2012).

Hartati mengaku tidak pernah menyumbangkan uang atau memerintahkan manajemen PT Hardaya Inti Plantation (HIP) memberikan uang kepada Bupati Buol Amran Batalipu, yang akan kembali maju dalam Pemilukada Buol 2012.

"Saya tidak pernah minta atau menyuruh Totok Lestiyo (Direktur PT HIP) menyewa Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) melakukan survei Pilkada Buol," imbuhnya.

KPK, lanjut Hartati, yang menduganya menyuap Amran sebesar Rp 3 miliar, merupakan kesalahan.

"Perlu ada suatu perbaikan sistem, sistem manajemen kekuasaan dan manajemen perizinan, supaya tidak membuka peluang yang menyusahkan banyak pihak," tuturnya.

Hartati menegaskan, ia tidak pernah menelepon Amran secara langsung.

"Ada orang telepon, lalu teleponnya dikasih ke saya, Tapi, ngomongnya diplomatis saja," ungkapnya.

Amran, jelasnya, sering memaksa dan berulangkali meminta PT HIP menyetorkan uang untuk kepentingan pencalonannya di Pemilukada Buol.

Menurut Hartati, gangguan keamanan terkait operasi perusahaannnya dan gangguan terhadap lahan perkebunan milik PT HIP, sering diciptakan oleh Amran.

"Tidak benar ada perintah dari saya kepada direksi dan  karyawan PT HIP untuk menyuap Amran Batalipu. Yang ada, karyawan tentang gangguan keamanan," tulisnya lagi.

Sebaliknya, beber Hartati, Amran lah yang  justru memaksa dan meminta bertemu dengannya, agar permintaan uang untuk  kepentingan pribadinya dipenuhi.

"Saya ini sudah berjuang ke daerah terpencil karena terpanggil dan sebagainya, tapi terjadi salah paham seperti ini. Saya akhirnya jadi korban," keluhnya di Twitter.

Hartarti pun merasa tidak pernah menjegal bisnis Artalyta Suryani (Ayin).

"Saya tidak pernah menjegal bisnis Ayin. Tapi, Ayin merasa saya menjegal dan merasa dia tertangkap KPK akibat ulah saya. Saya ini besanan loh (dengan Ayin)," terangnya.

Lahan PT Sonokeling milik Ayin seluas 75.090 hektare, menurut Hartati berada dalam izin lokasi PT HIP. Hartati menyatakan lebih dulu berbisnis di Buol ketimbang Ayin.

"Saya tahu Ayin dan mantan pemilik PT pengelola PRJ ngerjain saya. Ayin sakit hati nuduh saya di balik penangkapannya oleh KPK," ujarnya.

"Kalau KPK mau jelas, seharusnya juga menghadirkan Ayin sebagai orang yang memberikan info tentang dugaan suap ke Bupati Buol," saran Hartati. (*)

BACA JUGA

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved