BNP2TKI Diminta Respon Dugaan Pemerasan Kepada TKI
Ditegaskan, seakan ada yang hilanh dari kinerja BNP2TKI terkait permasalahan di Terminal IV TKI
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Anggota Komisi IX DPR, Poempida Hidayatulloh, meminta kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk serius menanggapi laporan soal dugaan 'pemerasan' TKI di Terminal IV Bandara Soekarno-Hatta.
Terlepas benar tidaknya, laporan soal permainan 'oknum' di Terminal IV,Poempida menegaskan, namun faktanya, TKI mengeluhkan permasalahan itu.
"Setiap warga negara yang mengawasi soal ketidakberesan di Terminal IV bisa saja memiliki motif apapun melaporkan dugaan-dugaan itu. BNP2TKI merespons dengan memperbaiki serta meningkatkan pelayanan terhadap TKI di terminal itu," tegas Poempida kepada wartawan di Jakarta, Jumat (14/9/2012).
Ditegaskan, seakan ada yang hilanh dari kinerja BNP2TKI terkait permasalahan di Terminal IV TKI. Salah satunya adalah unsur pengawasan terhadap pelaksanaan tugas. Seringkali, imbuhnya, yang dibuat sebagai alasan adalah kurangnya dana operasional untuk pengawasan itu.
Padahal, katanya lagi, dengan tak maksimalnya peran itu, justru sebagai faktor utama yang membuat banyaknya kesalahan dan permainan di negara ini.
"Akibatnya kementerian atau lembaga sebagai pelaksana anggaran bisa semena-mena karena tak diawasi," kata Poempida.
Padahal, tambahnya lagi, dengan adanya pengawasan, minimal dari pejabat BNP2TKI, setidaknya bisa menjadi shock therapy bagi aparat di lapangan untuk tak bermain-main menindas para TKI pahlawan devisa.
"Kalau menurut saya, kalau ada hal-hal mencurigakan yang muncul di permukaan itu terkait operasional Terminal IV, itu wajar karena memang BNP2TKI kurang diawasi dengan baik," Politisi Partai Golkar menambahkan.
BNP2TKI katanya lagi, diharapkan tak melaksanakan pengawasan yang istilahnya 'hangat-hangat tahi ayam'. Hanya memperketat pengawasan saat sedang disoroti masyarakat.
"Pengawasan itu menjadi hal penting yang harus dipastikan. Tapi jangan disalahgunakan wewenang dan fungsi pengawasan ini," tegas dia.
Sebelumnya, dalam raker dengan BNP2TKI, pada Kamis (13/9), Komisi IX DPR mempermasalahkan ketidakberesan yang terjadi di Terminal IV Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) atau yang dikenal sebagai terminal kepulangan TKI, yang kerap menjadi momok menakutkan bagi para TKI.
Komisi IX mengaku mendapat laporan bermacam-macam soal ketidakberesan di Terminal IV TKI, dimana mayoritas adalah para TKI takut pulang karena akan dipaksa melalui terminal itu, lalu 'dikerjai' dan 'diperas' aparat.
Laporan lainnya adalah mulai dari masalah layanan travel yang terlalu mahal, penukaran uang valas yang dipaksa dan dengan harga murah, penjualan pulsa yang harganya di-mark-up besar-besaran, hingga indikasi pelecehan seksual.
Bukan hanya itu, Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat, bahkan diduga memiliki kepentingan pribadi terkait permainan oknum "pemeras" TKI di Terminal IV itu. Namun dia membantahnya.
Anis Hidayah, dari Migrant Care, menyatakan pihaknya sudah sejak lama mendapat berbagai macam laporan dari TKI tentang tindak laku kekerasan yang diduga dilakukan oknum-oknum pemeras di Terminal itu.