Pembantaian Rohingya di Myanmar
Jusuf Kalla Terpanggil Damaikan Pertikaian Etnis di Myanmar
selain mencerminkan komitmen Indonesia untuk mengatasi persoalan kemanusiaan.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, menyatakan, PMI merasa terpanggil dalam mengatasi konflik yang melibatkan antar etnik Rakhine dan Rohingya di Myanmar mempunyai makna ganda.
Dikatakan, selain mencerminkan komitmen Indonesia untuk mengatasi persoalan kemanusiaan.
Sekaligus, menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia sebagai bangsa yang besar, tidak lupa diri atas bantuan-bantuan internasional yang mengalir ke Indonesia saat terjadi Bencana Tsunami yang melanda wilayah Nangroe Aceh Darussalam akhir 2004 lalu.
“Kita tunjukkan pada dunia, kita punya rasa terimakasih atas mengalirnya bantuan penanganan tsunami Aceh 2004 lalu. Puluhan negara dan organisasi kemanusiaan dunia menyalurkan bantuannya menangani bencana di Aceh,” kata Jusuf Kalla dalam acara Silaturahmi dengan Diplomat dan Masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar RI untuk Myanmar di Yangon, Jumat (07/9) malam.
"Sekarang begitu ada persoalan kemanusiaan di Myanmar, saatnya Indonesia hadir juga memberi bantuan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, hadir pula Dubes RI untuk Myanmar Sebastian Soemarsono, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, dan mantan Dubes RI untuk Rusia Hamid Awaluddin. Kehadiran Jusuf Kalla bersama Endriartono Sutarto dan Hamid Awaluddin di Myanmar atas undangan Center Humanitarian Dialog, sebagai pembicara pada Seminar tentang penyelesaian konflik antar etnik di Myanmar menuju Negara Demokrasi.
Ketiga tokoh ini dinilai memiliki peran yang cukup besar dalam suksesnya Perundingan Damai antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki 2005 lalu.
Kalla dalam pidatonya dihadapan Warga Negara RI yang bermukim di Myanmar menegaskan, konflik antara etnik Rakhine dan Rohingya sama sekali bukan karena masalah agama. Konflik itu murni masalah suku.
Lalu apa pentingnya Indonesia ikut menyelesaikan konflik di wilayah barat Myanmar ini ? Jusuf Kalla memberikan analogi, peristiwa kebakaran yang melanda sebuah rumah pasti memberikan efek bagi kawasan sekitarnya.
“Bila api tidak dipadamkan, bisa-bisa rumah kita ikut terkena dampak kebakaran. Jadi, cepat-cepat harus ditangani dengan pendekatan kemanusiaan,” ujar Kalla.
Rencananya, hari ini (Sabtu, 08/9/2012) Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla bersama Presiden Palang Merah Myanmar Tha Hla Shwe akan menandatangani Piagam Kerjasama terkait operasi bersama penanganan konflik antar etnik di Negara tersebut di Yangon, Myanmar.
Berita lain: