Polri Belum Pastikan Pelaku Terkait Kelompok Teroris Solo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Motif teror di Solo menjelang idul fitri belum mampu diungkap kepolisian, pasalnya para pelakunya pun masih bebas berkeliaran. Polisi pun belum bisa memastikan jika pelakunya tergabung dalam kelompok teroris Solo yang saat ini sebagian anggotanya sudah berhasil dibekuk Densus 88 Antiteror.

"Itu kita lihat nanti (terkait kelompok teroris atau tidak), semua nantinya akan diketahui oleh masyarakat setelah proses penangkapan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/8/2012).

Polisi hingga saat ini belum mengetahui ciri-ciri pelakunya secara jelas, pasalnya saat kejadian kondisi gelap dan pelakunya menggunakan helm sehingga tidak bisa dikenali wajahnya.

"Yang jelas pada saat kejadian pelaku menggunakan helm, nanti kita lihat pada pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya.

Terkait dengan aksi-aksi lainnya di luar Solo seperti penembakan di Papua atau peristiwa lain di luar Jawa, polisi belum menemukan keterkaitan bahwa pelaku merupakan jaringan teroris yang terorganisir.

"Belum ada benang merah dengan kejadian yang ada di Solo, tetapi untuk tanggal 17 dan 18 (Agustus 2012) patut diduga ada keterkaitan," ungkapnya.

Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut ketika menjelang idul fitri. Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.

Kemudian pada Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.

Baca Juga: