Pidato SBY 16 Agustus
SBY: Ekonomi 2013 Dibayang-bayangi Ketidakpastian
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengataan ekonomi dunia pada 2013 mendatang masih akan dibayang-bayangi ketidakpastian.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengataan ekonomi dunia pada 2013 mendatang masih akan dibayang-bayangi ketidakpastian.
Demikian disampaikan SBY dalam pendahuluan pidato kenegaraan Rancangan APBN Tahun Anggaran 2013 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2012) malam.
Menurut SBY, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diturunkan dari 4,1 persen menjadi 3,9 persen. Demikian pula, pertumbuhan volume perdagangan dunia direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 5,6 persen menjadi hanya 5,1 persen.
"Ketidakpastian perkembangan ekonomi dan keuangan global dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional kita, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perkembangan kondisi ekonomi global hari demi hari harus terus kita ikuti dan waspadai. Pemantauan secara intensif dan kewaspadaan kita perlukan, agar kita dapat mengambil langkah-langkah kebijakan antisipasi yang cepat, tepat dan terukur," ujar SBY.
Lebih lanjut SBY mengatakan, bahwa di tengah situasi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian itu, Indonesia patut bersyukur atas kondisi perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang cukup baik.
"Alhamdullillah, pada tahun 2011 lalu, di saat beberapa negara lain mengalami perlambatan atau bahkan pertumbuhan negatif, kita masih dapat meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen. Kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar itu terutama karena ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat," kata SBY yang juga ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Dengan kinerja ekonomi nasional yang baik itu, SBY berharap Indonesia mampu mempertahankan pada 2012 ini.
Menurut SBY, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I mencapai 6,3 persen, dan pada triwulan II meningkat sedikit menjadi 6,4 persen. Diakuinya, ekspor memang melambat akhir-akhir ini, tetapi dapat diimbangi oleh pengeluaran konsumsi dan investasi yang kuat.
Sementara, daya beli masyarakat Indonesia, dengan kelompok kelas menengahnya yang semakin besar, terus meningkat, mampu mendorong pertumbuhan konsumsi domestik.
"Sementara itu, investasi juga terus meningkat sejalan dengan naiknya peringkat utang Indonesia menjadi investment grade. Dalam Semester I 2012, investasi tumbuh dua digit sebesar 11,2 persen. Kita perkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2012, insya Allah dapat dipertahankan pada kisaran 6,3 persen hingga 6,5 persen," tuturnya.
KLIK JUGA: