Kantor Perwakilan Greenpeace Didemo
Habib mengatakan, punya banyak alasan, data dan fakta yang kuat mengapa Greenpeace Indonesia harus diusir dari Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Majelis Taklim dan Barisan Pemuda Salafunassholeh Ahlussunnah wal Jama’ah Habib Sholeh bin Muhammad al Hadar menggelar aksi damai ‘’Mengusir LSM Greenpeace Penikmat Duit Maksiat’’ di depan kantor Perwakilan Greenpeace Indonesia, KH. Abdullah Syafi'ie (Lapangan Roos) No. 47, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2012).
“Kami akan memberi waktu selama Bulan Ramadhan kepada Greenpeace untuk berkemas dan hengkang dari Indonesia. Jangan kotori Indonesia dengan uang judi,” ujarnya dalam pernyataannya yang dikirimkan ke Tribun
Habib mengungkap, punya banyak alasan, data dan fakta yang kuat mengapa Greenpeace Indonesia harus diusir dari Indonesia. Pertama, Kementerian Dalam Negeri sudah menyatakan Greenpeace adalah LSM liar karena tidak terdaftar di Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri dan Kesbangpol DKI Jakarta.
‘’Bahkan Menteri Dalam Negeri sudah meminta kepolisian untuk tidak memberikan rekomendasi izin kegiatan yang dilakukan Greenpeace,’’ tegas Habib.
Kedua, Greenpeace Indonesia adalah LSM asing yang didanai uang judi lotere dari Belanda. Celaknya, lanjut Habib, uang maksiat judi lotere itu, digunakan Greenpeace Indonesia untuk merongrong kewibawaan pemerintah.
‘’Uang judi itu haram. Kalau kita terima uang atau kerja dari uang judi kagak bakalan berkah. Makanya saya imbau orang Indonesia yang kerja di Greenpeace untuk tobat, cari kerjaan yang halal,’’ ujarnya.
Seperti diketahui, dalam situs resmi Greenpeace Belanda terpampang jelas foto Greenpeace mendapat sumbangan uang judi Postcode Lottery, Belanda.
Sumbangan dana haram itu diterima Greenpeace di tahun 2010 dan tahun 2012 masing-masing sebesar 2.250.000 poundsterling atau senilai Rp33 miliar. Kebenaran itu, katanya, dapat dicek langsung di situs yang beralamat alamat http://www.greenpeace.nl/Doneren/Nationale-Postcode-Loterij/.
Ketiga, kata Habib, wajah-wajah aktivis Greenpeace Indonesia yang selama ini merusak nama Indonesia di mata Internasional sudah tidak asing lagi. Pentolan-pentolan LSM asing ini yang harus bertanggung jawab masuknya uang judi puluhan miliar ke Indonesia.
‘’Mereka terus berkelit tidak ngantongi uang judi, Nyatanya, di situs Greenpeace Belanda, jelas-jelas mendapat dana judi di tahun 2010 dan 2012. Duit itu kan masuknya dari Greenpeace Belanda ke Greenpeace Internasional, ngalir lagi ke Greenpeace Southeast Asia, baru dah nyampe kantong Greenpeace Indonesia,’’ papar Habib.
Dalam aksinya, Majelis Taklim dan Barisan Pemuda Salafunassholeh Ahlussunnah wal Jama’ah membentangkan spanduk berukuran 7 x 1 meter untuk dukung tandatangan menolak Greenpeace di Indonesia. Selain itu, puluhan pemuda juga membawa atribut puluhan spanduk dan poster yang berisi ‘’Terima Dana Judi Greenpeace Haram di Bumi Indonesia, Usir LSM Bejat Greenpeace Penikmat Duit Maksiat’’.
Pada kesempatan tersebut, salah seorang aktivis dari Greenpeace juga sempat membagikan selebaran surat yang diklaim sebagai jawaban dari aksi demo yang dilakukan oleh Majelis Taklim dan Barisan Pemuda Salafunassholeh Ahlussunnah wal Jama’ah.
Namun sebagai reaksi, Habib Sholeh justru membakar selebaran surat yang dibagikan aktivis Greenpeace tersebut. “Selebaran surat ini tanpa kop surat, ini mengindikasikan bahwa mereka tidak ada keinginan untuk berdialog dengan kami. Greenpeace hanya memutarbalikan fakta,” katanya.
Sementara Kepala Perwakilan Greenpeace Indonesia Nur Hidayati dalam siaran pers yang dibagikan ke wartawan membantah, Greenpeace Indonesia tak pernah menerima dana judi. Ia berkilah, Postcode Lottery di Belanda bukalah judi seperti yang dituding banyak pihak.
‘’Di Belanda lazim karena dananya dari individu, tidak bertentangan dengan nilai dasar Greenpeace yang tidak mau menerima dana dari pemerintah atau perusahaan mana pun. Tetapi budaya kita berbeda, tentu saja di Indonesia kami tidak akan melakukan hal serupa misalnya mendapat dana dari porkas atau SDSB dan sejenisnya,’’ Nur menjelaskan.