RSBI Membentuk Kastanisasi Pendidikan
Program Rintisan Sekolah Bertaraf Indternasional (RSBI) dan sekolah unggulan, sebenarnya mengasumsikan bahwa siswa-siswa yang perlu difasilitasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Rintisan Sekolah Bertaraf Indternasional (RSBI) dan sekolah unggulan, sebenarnya mengasumsikan bahwa siswa-siswa yang perlu difasilitasi lebih hanyalah anak-anak yang memiliki tingkat akademi yang tinggi dan memiliki kemampuan finansial yang memadai.
Dhitta Putri Sarasvati, Direktur Riset dan Pengembangan Ikatan Guru Indonesia (IGI), berpendapat para siswa mampu itu bukan termasuk "Those in greatest need."
"Mereka punya pilihan yang lebih baik ketimbang masyarakat Indonesia pada umumnya. Mereka adalah kaum yang memiliki kesempatan-kesempatan yang istimewa," katanya saat ditemui di kantor Indonesian Coruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (05/04/2012).
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa para siswa mampu yang memiliki kemampuan finansial, punya lebih banyak pilihan dalam menentukan bentuk pendidikan yang diinginkan.
"Kurang puas dengan sekolah publik, bisa masuk ke sekolah swasta, atau sekolah ke luar," terangnya.
"Hanya saja, tidak semua anak seberuntung itu, kesempatan untuk bisa memilih bentuk pendidikan yang diinginkan adalah sebuah kemewahan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan rakyat di Indonesia," tambahnya.
Para birokrat pendidikan Indonesia, tampaknya berpikiran lain, mereka tidak menganggap bahwa setiap anak harus diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh haknya terhadap pendidikan.
"Mereka mendirikan sekolah-sekolah RSBI dan sekolah unggulan yang difasilitasi baik dibandingkan sekolah-sekolah pada umumnya,"
Mengutip pernyataan Dirjen Pendidikan Dasar, Suyanto, Ditta menuturkan bahwa pemerintah membenarkan adanya kastanisasi pendidikan di Indonesua.
"Sekolah-sekolah RSBI memang menciptakan kasta, yakni dari sisi akademik," tandasnya.
Pernyataan tersebut menurutnya bertentangan dengan "Education For All Global Monitoring Report UNESCO" yang menjelaskan bahwa dukungan terbesar harus diberikan kepada "Those In Greayest Need," atau anak-anak kurang mampu, yang membutuhkan pendidik terbaik.