Kamis, 2 Oktober 2025

Cover Story Tribun Jakarta

Mahasiswa Daerah Kepung Jakarta

Seorang lelaki berjaket kuning tengah asyik menyibak-nyibakkan spanduk di depan kampus Universitas Indonesia

zoom-inlihat foto Mahasiswa Daerah Kepung Jakarta
TRIBUN JAKARTA/FX ISMANTO
Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen lakukan aksi damai menolak kebijakan pemerentah yang akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang rencana akan dilakukan mulai tanggal 1 April 2012, Rabu (28/3/2012) di depan Kampus UI, Jalan Selemba Raya, Jakarta. (TRIBUN JAKARTA/FX ISMANTO)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang lelaki berjaket kuning tengah asyik menyibak-nyibakkan spanduk di depan kampus Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2012). Di hadapannya, Orator yang terhimpun dalam wadah Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami), berapi-api menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak.

Syaiful Bahri, itulah nama pria berjaket kuning. Ia mengaku sebagai mahasiswa asal Universitas Darul 'Ulum (Undar), Jombang, Jawa Timur. Pria berusia 19 tahun ini bergabung dengan ratusan mahasiswa yang bermarkas di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

"Saya bersama lima kawan dari Undar akan bertahan sampai SBY turun," kata Syaiful.

Syaiful merupakan satu dari ratusan mahasiswa yang terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Jalan Medan Merdeka Timur, sekitar Stasiun Kereta Api Gambir, Jakarta Pusat, Selasa kemarin (27/3/2012). Beruntung, Ia tak dicokok aparat kepolisian.

Personel Konami memang tak melulu berasal dari Jakarta. Massa yang sebagian besar mahasiswa ini tersebar di 128 kampus dari 21 provinsi.

"Saya prihatin dengan nasib rakyat saat ini," ujar Syaiful membeberkan alasan kedatangannya ke Jakarta.

Di mata Syaiful, pemerintahan SBY-Boediono tak lagi layak dipertahankan. Sebabnya, hidup wong cilik saat ini semakin tertekan. "Apalagi kalau harga BBM dinaikan," jelasnya.

Berbekal hal itu, Ipul -panggilan Syaiful- mengaku, nekat datang ke Jakarta. Walau kocek di saku tak banyak, Ia bersama kelima rekannya tetap menuju Jakarta.

Semula mereka berencana memulai perjalanan dari stasiun Jombang. Namun nahas, tiket kereta sudah habis.

"Kami akhirnya nekat naik kereta tanpa tiket," jelasnya. Mereka menumpang kereta api Gayabaru.

Tanpa tiket di tangan membuat mereka harus berhadapan dengan petugas kereta api. Mereka lalu diturunkan di Stasiun Kertosono.

Kendati demikian, niat menyambangi Jakarta tak padam. Mereka memilih melanjutkan perjalanan ke Solo dari Stasiun Kertasono. Dari Solo, perjalanan berlanjut menuju Cirebon dengan menaiki bus. "Setelah itu, kami nyambung bus lagi menuju Jakarta," terangnya seraya mengamini dana minim menuju Jakarta tak lepas dari tak adanya sokongan orangtua. Orangtua tak memberi izin Ipul ke Jakarta karena khawatir menjadi korban.

Ipul pun tak mengantongi izin dari kampus untuk menuju Jakarta. Ia mengaku ke Jakarta untuk mengikuti acara seminar.

"Kami awalnya minta persetujuan universitas untuk memberikan izin mengikuti seminar di Jakarta," terangnya.

Setali tiga uang dengan Ipul, Wa Ode Nurlansi, mahasiswa Universitas Haluolea asal Sulawesi Tenggara memiliki nasib yang tak jauh berbeda dari Ipul.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved