Senin, 6 Oktober 2025

Nasib Anas Urbaningrum

Nazaruddin: Indonesia Hancur Jika Anas jadi Pejabat Negara

Muhammad Nazaruddin, memprediksi Indonesia akan hancur jika Anas Urbaningrum jadi pejabat negara

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Nazaruddin: Indonesia Hancur Jika Anas jadi Pejabat Negara
Edwin Firdaus/Tribunnews.com
M. Nazaruddin di sela-sela persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Rabu (8/2/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan anggota DPR dan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, memprediksi Indonesia akan hancur jika bekas koleganya di partai, Anas Urbaningrum, terpilih sebagai pejabat negara.

Sebab, posisi Ketua Umum Partai Demokat yang didapat oleh Anas dalam kongres partai di Bandung, Jawa Barat, pada Mei 2010 lalu, adalah hasil "menyumpal" mulut ratusan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai, sebagaimana perintah Anas selaku pemilik Permai Grup. Dan uang yang digunakan untuk menyumpal itu berasal dari fee-fee sejumlah proyek yang didapat Permai Grup.

"Kalau enggak (mengakui), maka perampok seperti Mas Anas itu, kalau sempat jadi pejabat negara, hancurlah negara ini," ucap Nazar di sela-sela persidangannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Rabu (8/2/2012).

Nazar menjelaskan, bahwa uang Rp 30 miliar dan 5 juta Dolar AS yang dikirimkan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis dan sejumlah pegawai Permai Grup, ke kongres Partai Demokrat itu adalah ditujukan untuk pemenangan Anas. Nazar mengaku pengiriman uang itu dilakukan atas perintah Anas melalui dirinya.

"Yang waktu Yulianis, Oktarina (staf keuangan Permai Grup) bawa uang ke Bandung, itu kan jelas, uang ke kongres Bandung. Saya bagi-bagi untuk ketua-ketua DPC, kenapa? Karena diperintah Anas untuk memenangkan Anas sebagai ketua umum. Jadi jelas ceritanya," beber Nazar.

Dengan fakta seperti itu, Nazar mengaku tidak ingin Indonesia hancur jika kelak Anas menjadi pejabat negara. Ia meminta Anas dengan besar hati alias "legowo" untuk segera mengakui asal-muasal dan aliran dana itu ke hadapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Fakta sudah terbuka semua. Dia tokoh publik, datang saja ke KPK dan mengakui 'Benar kok, ini semua saya yang menyuruh'. Itu lebih baik agar dia (Anas) menjadi tauladan dan dicatat tinta emas sejarah. Dan sejarah mencatat Mas Anas sebagai tauladan," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved