Sidang Gayus Tambunan
Ayah Titipkan Uang 10 Juta Dollar Singapura ke Gayus
Besarannya cukup fantastis, mencapai 10 juta Singapura dan 1 juta dollar AS

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amir Syarifuddin Tambunan, ayahanda terdakwa Gayus Tambunan hadir di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/12/2011). Pria paruh baya itu hadir di pengadilan untuk bersaksi bagi anaknya.
Dalam kesaksiannya, Amir mengaku pernah menitipkan uang kepada anaknya pada sekitar tahun 2009. Besarannya cukup fantastis, mencapai 10 juta Singapura dan 1 juta dollar AS.
"Saya pernah kasih uang istilahnya titip kepada anak saya. Uang itu karena kalau saya simpan di rumah saya takut dan saya lebih aman saya kasihkan dia karena dia sudah lebih berpengalaman daripada saya," ucapnya di Pengadilan Tipikor.
Amir mengaku, uang itu berasal dari seorang teman karibnya bernama Indra. Uang diberikan Indra pada September 2009. Uang itu berstatus titipan dan akan diambil Indra beberapa waktu berselang setelah penitipan.
"Saya akrab dulu dengan Indra selagi saya berlayar. dia tinggalnya di Singapura. Dia ngomong titip dulu beberapa waktu lagi akan saya ambil karena saya ada urusan. mau ke luar negeri lagi. Ke Singapur," katanya.
Amir mengaku uang dibawa Indra, pria yang menurutnya berusia 55 hingga 60 tahun, ke rumahnya dengan menggunakan tas gendong berwarna hitam. Saat membawanya ke rumah Amir, Indra ditemani oleh satu orang teman. Saat penyerahan uang untuk dititipkan, Amir mengaku didampingi sang istri. Setelah menghitungnya sepeninggal Indra, barulah Amir tahu jumlahnya.
Uang itu sendiri, lanjut Amir, berpecahan 10.000 dan 1.000 untuk yang dollar Singapura. Sementara untuk dollar AS, Amir mengaku lupa pecahannya.
Lucunya, meski mengaku melihat dan menghitung langsung uang-uang itu, Amir tak mengetahui warna dan gambar uang 10.000 dan 1.000 dollar Singapura tersebut. Hal yang sama berlaku untuk uang dalam bentuk dollar Amerika.
Amir pun tak mengetahui di mana Indra yang menurutnya bekerja sebagai pengusaha itu tinggal di Singapura. Dia juga tak mengetahui kabar Indra kini.
Padahal, dalam kesaksiannya, Amir mengaku cukup mengenal Indra yang kali pertama dikenalnya pada tahun 1978. Indra, aku Amir, kerap mengubungi dirinya meski sebaliknya, Amir jarang mengubunginya.
Amir mengatakan, Indra yang dikenalnya untuk kali pertama di sebuah Cafe di Singapura itu juga kerap menjemputnya kala mengetahui kapal Amir bersandar di Singapura. Ya, Amir memang pensiunan pegawai perusahaan perkapalan swasta.
"Waktu saya dulu berlayar saya ketemu dia di Singapura, di Singapura itu selalu dia teman saya pergi kemana-kemana. Setiap kapal saya pergi ke Singapura dulu selalu dia sudah jemput saya karena dia tahu di Singapura saya nggak punya tempat," ucapnya.
Menitipkan uang dalam besaran cukup besar itu, aku Amir, hanya sekali itu dilakukan Indra. Sebelumnya, Indra tak pernah menitipkan dan atau meminjamkan uang kepada Amir. Justru, kata Amir, dirinyalah yang terkadang meminjamkan uang kepada Indra.
"Kadang-kadang 1.000 dollar AS, saya kasih. kalau lagi ada baru gajian di kapal," katanya.
Hingga kini, kata Amir, Indra belum datang untuk mengambil uang yang dititipkannya tanpa tenggat waktu pengambilan kembali. Uang itu, kata Amir, kini masih di tangan Gayus. Ia hanya dua minggu menyimpan uang yang dititipkan pria yang sudah dua kali bertamu ke rumahnya.
"Karena uang itu banyak, ya namanya di rumah kan saya takut ada yang ngambil, kemalingan, atau rumah kebakaran, saya pikir lebih baik saya titip sama anak saya. Saya datang ke rumah anak saya, saya bawa uang itu," imbuh pria yang mengaku sudah pensiun dari pekerjaannya sejak 2009.