Korupsi di Kemeterian ESDM
Sutan Bathogana: Apa Untungnya Saya Harus Sumpah Pocong?
Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Sutan Bathoegana terlihat berapi-api saat memberikan klarifikasi kepada wartawan terkait kasus korupsi solar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi Demokrat, Sutan Bathoegana terlihat berapi-api saat memberikan klarifikasi kepada wartawan terkait kasus korupsi pengadaan dan pemasangan Solar Home System (SHS) tahun anggaran 2009 di Kementerian ESDM. Bicaranya meledak-ledak, nada suaranya meninggi, sesekali, ia mengumbar senyum, namun, mendadak, terlihat tegang, saat para wartawan kemudian 'menantang' dirinya berani melakukan sumpah pocong.
"Kalau saya sumpah pocong, apa untungnya? Nggak ada apa-apa kok disuruh sumpang pocong. Saya ini nggak salah, kok harus pocong-pocong, nanti meninggal itu orang," kata Sutan, mempertegas pernyataanya sambil membelalakan mata.
Sutan, politisi Partai Demokrat yang memang dikenal, biasa dengan nada suara yang keras. Saat memberikan klarifikasi kepada wartawan, Sutan pun makin lantang menjawab pertanyaan bertubi-tubi yang ditujukan kepadanya.
"Saya yakin dan insyaallah, yang benar itu benar. Dan yang tidak itu tidak. Bagi saya, tambah enak kalau kalian beginikan saya (ditanya bertubi-tubi), makin enak jantung saya. Saya ini bukan anggota (DPR) kelas tempe ," lantang Sutan bersuara sambil menebar senyum.
Tanya jawab terus berlanjut antara wartawan dengan Sutan Bathoegana. Seorang wartawan, kemudian menyindir halus Sutan, "Pak Sutan, apa nggak ada rencana ke Singapura," kata wartawan yang langsung disambut tawa lebar Sutan Bathoegana.
"Hahaha, saya ini ngga ada kaitannya dengan kasus itu. Silakan cari keterlibatan saya, dan silakan dilaporkan. Dan kalau KPK perlu keterangan, any time saya akan datang dan jelaskan, kapan KPK mau, saya siap. Saya ini tak tahu apa-apa. Dan insyaallah, satu sen pun saya tak terima. Lihat wajah saya, sampai meninggalpun saya tak tahu apa-apa soal itu," kata Sutan lagi dengan nada suara yang tetap meninggi.
Sutan terlihat, makin terpancing untuk menjawab apapun yang diajukan oleh wartawan seputar keterkaitan dirinya dalam kasus yang terungkap di PN Tipikor kemarin. Sang kuli tinta, kemudian bertanya lagi kepada dirinya dengan nada guyon.
"Bang (Sutan), apa ada bedanya, keterangan abang dengan keterangan Nazaruddin," tanya wartawan yang langsung spontan dijawab Sutan Batrhoegana, tak ada bedanya.
Sutan dan puluhan wartawan yang mendengar, tertawa lebar. Namun, Sutan langsung mempertegas, dirinya tak terlibat dalam kasus ini dan mempersilahkan kepada KPK bila ingin memeriksa dirinya.
"Saya ini orang yang ikhlas kalau membantu orang. Dan saya tak kenal dengan orang yang saya bela itu. Saya cuma ingin meluruskan, malah dibawa-bawa. Mungkin pihak tender mengira dua perusahaan yang didiskulifikasi itu punya saya, itu salah," kata Sutan lagi.
Dalam kasus ini, Sutan Bathogana diduga pernah menekan pejabat pembuat komitmen saat itu, yaitu Ridwan Sanjaya, yang kini jadi terdakwa di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Kuasa hukum Ridwan, Sofyan Kasim, meminta agar Sutan dihadirkan ke KPK. Selain Sutan, Sofyan juga meminta semua pihak yang pernah menekan kliennya dalam pengadaan proyek ESDM tersebut juga dihadirkan di persidangan. Keterlibatan Sutan sendiri tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Ridwan.
Klien Sofyan, Ridwan, didakwa atas kasus korupsi proyek SHS di Kementerian ESDM tahun 2009. Ridwan adalah Pejabat Pembuat Komitmen. Diduga, proyek senilai Rp 500-an miliar ini digelar tanpa tender. Beberapa perusahaan yang menang itu kemudian disebut Sofyan, titipan beberapa pejabat penting. Salah satunya yang disebut adalah Sutan Bathoegana, terkait proyek tanpa tender yang merugikan negara senilai Rp 131 miliar.