Kamis, 2 Oktober 2025

Densus Tangkap Terduga Teroris

JAT: Jangan Kaitkan Terduga Teroris dengan Baasyir

JAT meminta kepolisian tidak selalu mengaitkan penangkapan terduga teroris dengan organisasi pimpinan Abu Bakar Baasyir itu.

Editor: Harismanto
zoom-inlihat foto JAT: Jangan Kaitkan Terduga Teroris dengan Baasyir
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Abu Bakar Baasyir

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) meminta kepolisian tidak selalu mengaitkan penangkapan terduga teroris dengan organisasi pimpinan Abu Bakar Baasyir itu.

"Ustadz (Abu Bakar Baasyir) meminta polisi profesional dalam menanganalisa, hingga kini polisi masih mengaitkan terus dengan JAT bila ada penangkapan," kata Juru Bicara JAT, Sonhadi ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (9/10/2011).

Sonhadi mengatakan Ustad Abu Bakar Baasyir telah mengutuk peristiwa bom bunuh diri di Masjid Az-Dzikro Cirebon dan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo. "Ustadz mengutuk, kan juga sudah ada pembahasannya," ujar Sonhadi.

Apalagi diketahui dua terduga teroris yakni Heru Komaruddin dan Beni Asri telah keluar dari JAT karena tidak sepaham. Bahkan mereka mengkafirkan ABB karena menggunakan jasa pengacara TPM (Tim Pengacara Muslim) sebagai penasehat hukum.

JAT, kata Sonhadi, curiga kasus penangkapan tersebut selalu dikaitkan dengan Pimpinan Pondok Pesantren Ngruki itu sebagai "black campaign. Pasalnya, Abu Bakar Baasyir kini dalam proses banding atas kasusnya. "Dulu saat vonis, M.Syarirf yang melakukan bom bunuh diri di Cirebon juga dikaitkan dengan Ustadz," imbuhnya.

Diketahui, Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris seperti Beni Asri yang ditangkap 30 September 2011 di Desa Kasik Koto Sangi, Kecamatan Sepuluh Koto Singkarak, Solok Sumatera Barat, ketika hendak pergi salat jumat. Ia ditetapkan sebagai DPO setelah terjadi bom bunuh diri di Cirebon.

Kemarin, Densus 88 juga melakukan penangkapan terhadap terduga teroris terkait Bom Cirebon. Penangkapan tersebut berawal dari ditangkapnya Heru Komarudin di kawasan Senen Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2011) sekitar pukul 01.00 WIB.

"Malam itu juga Densus 88 langsung mengembangkan penagkapan Heru Komarudi sampai akhirnya mengarah ke sodara B. Sodara B ini sering berkomunikasi dengan Heru. Setelah diselidiki densus temukan sodara B di Bintara Bekasi barat," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (8/10/2011).

Berdasarkan pengembangan barulah diketahui B tinggal di Bintara, Bekasi Barat, di rumah Yahya (Y). "Peranan B dan Y masih diselidiki lebih lanjut," kata Anton.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved