Bom Bunuh Diri Solo
DNA Jenazah Pelaku Bom Dibandingkan Bank Data DPO Teroris
Tim dokter kepolisian langsung melakukan identifikasi jenazah terduga pelaku bom bunuh diri di gereja Kepunton, Solo.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiba di RS Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (26/9/2011) pagi, tim dokter kepolisian langsung melakukan identifikasi jenazah terduga pelaku bom bunuh diri di gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo.
Proses identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui identitas jenazah yang ditemukan tergeletak di pintu masuk gereja Kepunton, Solo, dalam sebuah ledakan pada Minggu (25/9/2011) kemarin.
Setelah ada hasil pemeriksaan DNA dan sidik jari jenazah tersebut, maka akan dibandingkan dengan DNA dan sidik jari yang ada dalam bank data milik kepolisian. Setelah itu, baru akan diketahui cocok tidaknya identitas pelaku dengan data DPO kasus terorisme, termasuk data buronan Ahmad Yosefa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud yang diduga terlibat bom bunuh diri Syarif di masjid Mapolres Cirebon pada April lalu tersebut.
"Sekarang kita sedang lakukan pemeriksaan. Semua kita akan lakukan, identifikasi sidik jari, DNA. Otopsi juga kita lakukan. Nanti hasilnya, kita akan bandingkan," kata Kabid Kedokteran Kepolisian Pusdokkes Polri Kombes Anton P Castilani, kepada Tribunnews.com, Senin (26/9/2011).
Sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri terjadi di Gereja Kepunton Solo pada Minggu (25/9/2011) sekitar pukul 10.55 WIB. Akibat ledakan itu, terduga pelaku bom bunuh diri yang mengenakan rompi, kemeja putih dan celana panjang, tewas di depan pintu masuk gereja, dengan bagian perut hancur. Sejumlah jemaat gereja juga mengalami luka berat dan ringan akibat ledakan tersebut.
Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki dan mengejar orang-orang di balik aksi teror tersebut.