Sabtu, 4 Oktober 2025

Penangkapan Pejabat Kemennakertrans

Dharnawati Bungkam Jelang Diperiksa KPK

Tersangka Dharnawati memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (21/9/2011).

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto Dharnawati Bungkam Jelang Diperiksa KPK
Edwin Firdaus/Tribunnews.com
Dharnawati

Laporan Wartawan Tribunnews.com Edwin Firdaus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus suap program percepatan pembangunan daerah transmigrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dharnawati memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (21/9/2011). Dharnawati yang mengenakan pakaian hitam ini tiba di KPK pukul 10.55 WIB.

Saat kedatangannya di Kantor KPK, Dharnawati belum mau berbicara tentang agenda pemeriksaannya hari ini kepada wartawan. Berkali-kali wartawan coba untuk bertanya, namun Dharnawati hanya tersenyum seraya masuk ke dalam ruangan.

Sebelumnya, Dharnawati membenarkan bahwa dirinya tidak pernah bertemu dengan Ali Mudhori selama ini. Kendati demikian Dharnawati juga membenarkan bahwa dirinya didesak oleh I Nyoman dan Dadong untuk memberikan dana suap proyek tersebut kepada Kemnakertrans dan Badan Anggaran DPR.

"Saya sendiri memang belum pernah bertemu dengan Ali Mudhori. Yang mendesak saya adalah pak Nyoman dan pak Dadong untuk memberikan uang tersebut. Awalnya saya bersikeras menolak memberikan uang tersebut, tetapi karena terus-terusan mereka berdua (Nyoman dan Dadong) mendesak saya dengan ancaman pembatalan proyek-proyek, akhirnya saya beri uang itu ke mereka," kata Dharnawati kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di KPK, Senin (19/92011).

Disamping itu, pengacara Dharnawati, Farhat Abas juga mengatakan bahwa Dharnawati mengaku pernah mengadukan perihal permintaan jatah 10 persen tersebut kepada Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar beberapa hari sebelum penangkapannya.

"Bu Nana pernah mendatangi Menteri Muhaimin untuk memperingatkan bahwa anak buahnya tidak beres. Tapi justru pak menteri mengindar dan menganggap seolah-olah mereka akan menyuap langsung," ujar Farhat Abas. Anak buah yang dimaksud oleh Farhat adalah mantan tim asistensi Ali Mudhori dan Fauzi serta ada juga mantan pejabat Kemenkeu, Sindu Malik.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved