Penangkapan Pejabat Kemennakertrans
Farhat Abbas: Aneh Kalau Muhaimin Tak Tahu
Dharnawati, ujar Farhat, memang tak pernah berhubungan dengan Muhaimin Iskandar selaku Mennakertans. Namun, tegas Farhat Abbas,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Farhat Abas, kuasa hukum tersangka suap Program Percepatan Pembangunan Infrastrktur Daerah Transmigrasi di Kemennakertans, Dharnawati, menyebut nama Dani Nawawi. Dani disebut Farhat, mengaku bisa membantu pencairan anggaran di DPR.
Dani mengaku sebagai seorang mantan Staf Khusus Mantan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Sesditjen P2KT, I Nyoman Suisanaya, ujar Farhat, yang mengenalkan Dharnawati pada Dani.
“Klien kami dikenalkan ke Dani Nawawi yang mengaku sebagai mantan Staf Ahli Mantan Presiden, Abdurahman Wahid. Nyoman menegaskan Dani bisa mencairkan anggaran di DPR, namun pengusaha wajib setor sepuluh persen di muka dari nilai yang akan diputuskan Banggar,” ujar Farhat dalam diskusi di DPR, Jakarta, Kamis (15/09/2011).
Adapun Dharnawati, papar Farhat, tidak ada niat untuk melakukan suap. Kliennya, tambah Farhat, tidak pernah mendapatkan proyek di Kemennakertrans.
“Klien saya dipaksa untuk mengeluarkan uang. Klien kami adalah satu-satunya yang tidak menyetor sepuluh persen, saya tidak tahu kalau ada pejabat eselon dua berani mencatut nama menteri,” ujar Farhat
Dharnawati, ujar Farhat, memang tak pernah berhubungan dengan Muhaimin Iskandar selaku Mennakertans. Namun, tegas Farhat, Dharnawati bukanlah orang bodoh tidak percaya saat dikatakan bahwa uang (pelicin) itu untuk Muhaimin.
"Menurut penuturan menteri, dana itu hanya numpang lewat di kementeriannya. Tapi jangan lupa, yang mengusulkan anggaran itu dari kementerian. Penentuan daerah mana yang dapat (program) juga kementrrian. Jadi, jika dikatakan Muhaimin tidak tahu, yah aneh juga. Selama ini para pejabatnya kerap menerima tamu-tamu dari daerah untuk keperluan anggaran di kementeriannya," Farhat menuturkan.