Ramadhan 2011
MUI: Sulit Menyamakan Penetapan Awal Ramadhan
Penentuan awal ramadhan akan dilakukan pemerintah bersama MUI dan ormas-ormas islam pada 31 Juli 2011 melalu sidang isbat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penentuan awal bulan Ramadhan senantiasa berbeda antara Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam. Hal itu diakibatkan perbedaan penggunaan metode penentuan waktu. Ada dengan cara Rukyat (melihat munculnya bulan) dan Hisab (melalui perhitungan waktu).
Penentuan awal ramadhan akan dilakukan pemerintah bersama MUI dan ormas-ormas islam pada 31 Juli 2011 melalu sidang isbat.
Biasa perbedaan penentuan waktu penentuan awal ramadhan karena ada perbedaan dalam metode melihat munculnya bulan baru. Ada yang menggunakan metode wujudul hilal dan rukyatul hilal. "Kalau wujudul hilal 1/2 derajat (bulan) pun sudah dianggap masuk bulan ramadhan, sedangkan rukyatul hilal harus 2 dejat dulu," ucapnya.
Satu-satunya cara untuk menyamakan waktu penentuan awal bulan ramadhan adalah dengan alat yang mampu melihat hilal minimal setengah derajat. Tetapi sayangnya alat tersebut belum ada. "Saya tidak tahu alat itu ada atau tidak," ungkapnya.
Teropong bintang pun belum bisa melihat hilal, sehingga penentuan awal bulan ramadhan baru bisa dilakukan dengan metode-metode konvensional yang selama ini sering digunakan. "Kalau memang ada teropong yang bisa melihat hilal setengah derajat. Tentu awal ramadhan bisa sama semuanya," ucapnya.
Tetapi perbedaan waktu ramadhan dikalangan umat islam di Indonesia dinilai Ma'ruf merupakan hal yang biasa dan tidak perlu diperdebatkan. "Karena sudah sering, harus bisa diterima, perbedaan tersebut karena pada prinsipnya metode yang digunakan berbeda," ucapnya.