Balada TKW di Negeri Arab
TKW Dipancung Lagi, SBY Bisa Hancur
Hukuman pancung yang mendera salah satu TKW asal Indonesia Ruyati binti Satubi masih melekat dalam ingatan publik. Jika masih ada TKW meninggal
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hukuman pancung yang mendera salah satu TKW asal Indonesia Ruyati binti Satubi masih melekat dalam ingatan publik. Jika masih ada TKW meninggal karena hukuman pancung serupa, bukan tidak mungkin pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono akan hancur.
Demikian disampaikan kuasa hukum Karsih, Elyasa Budianto kepada Tribunnews.com, Minggu (3/7/2011). Kekesalannya menebal karena mengawal kasus Karsih, TKW asal Karawang, sejak 2008, tak kunjung ada kejelasan dari pemerintah sampai sekarang.
Bahkan, sekadar perkembangan laporan soal nasib hukum Karsih pun tak jelas. Jumat kemarin, nama Karsih binti Ocim masuk delapan nama TKW yang akan menghadapi hukuman pancung dari pesan pendek yang beredar. Untungnya, pesan pendek itu ternyata hoax semata.
"Tapi kalau ada TKW dihukum pancung lagi, pemerintahan SBY bisa porak-poranda," ujar Elyasa.
Menurutnya, TKW disebut-sebut pemerintah sebagai devisa negara ketika berangkat mengadu nasib. Namun jika menghadapi proses hukum, pemerintah seakan lepas tangan.
"Saya melihat negara ini seperti dolanan (mainan). Saya tidak pernah menerima progress report dari Kemenlu. Malah saya dimarah-marahin," imbuh Elyasa.
Dikatakannya, pengaduan keluarga dan kuasa hukum sempat disampaikan kepada politisi Partai Demokrat Saan Mustafa belum lama ini. Sejak pengaduan itu, Saan yang masuk Senayan dari daerah pemilihan Karawang tak kunjung memberi jawaban.
Jauh sebelumnya, pada 2008 lalu, Elyasa bersama Asosiasi Pekerja Sumber Daya Manusia Indonesia sudah mengadukan nasib Karsih ke BNP2TKI tapi tak ada respon. Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat yang ditemui mereka, justru menghindar.