Sabtu, 4 Oktober 2025

TKW Dipancung di Arab Saudi

Demokrat Minta Bantuan BNP2TKI Pastikan Nasib Karsi

Partai Demokrat akan mengusahakan dan mengupayakan agar Karsi, TKI yang dituduh meracun anak majikannya di Arab Saudi bisa

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Demokrat Minta Bantuan BNP2TKI Pastikan Nasib Karsi
Tribunnews.com/Willy Widianto
Aca, Ibu Karsi TKI yang dituduh meracun anak majikan saat bertemu dengan Wasekjen Partai Demokrat, Saan Mustopa dan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah, Kamis (23/6/2011)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat akan mengusahakan dan mengupayakan agar Karsi, TKI yang dituduh meracun anak majikannya di Arab Saudi bisa diketahui jelas nasibnya. Karsi diketahui putus komunikasi sejak tahun 2007.

Kala itu pihak keluarga mengetahui bahwa Karsi ditahan pihak kepolisian selama 4 bulan karena dituding meracun anak majikannya.

"Akan berusaha maksimal, karena saya pribadi itu ada dalam dapil saya sendiri tentu untuk berkewajiban berusaha maksimal agar posisi Karsi diketahui tidak dalam hukuman, ini kan kabarnya belum diketahui,"ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat, Saan Mustopa saat jumpa pers di kantor Fraksi Demokrat, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Menurut Saan, upaya maksimal yang bersifat kongkrit akan dilakukan pihaknya adalah dengan segera melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait TKI dalam hal ini BNP2TKI dan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.

"Saya pribadi akan meminta bantuan BNP2TKI, maupun kedutaan besar kita di Arab supaya ada kepastian, kepastian ini penting, atau memang seperti yang diberitakan bahwa tidak ada ancaman hukuman mati, partai Demokrat baik saya pribadi maupun fraksi akan maksimal mengetahui keberadaannya, berusaha maksimal yang memang statusnya ramai diberitakan," pungkasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Lagi, Tenaga Kerja Indonesia(TKI) mengalami nasib naas di Arab Saudi. Setelah dikagetkan dengan kabar Ruyati binti Satubi yang dihukum pancung lantaran membunuh majikannya, kini ada Karsi binti Ocim yang sampai sekarang tidak jelas kabarnya.

Karsi binti Ocim adalah warga Kampung Pangaritan, Desa Pegadungan, Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat. Ia diketahui pergi merantau ke Arab Saudi sebagai TKW pada tahun 1999.

Kala itu Karsi diberangkatkan oleh sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja bernama PT. Hosana Adi Kreasi yang beralamat di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk bekerja pada majikannya bernama Ali Muhammad Idris Ashari di Arab Saudi. Awalnya, tidak ada yang buruk-buruk dari Karsi selama bekerja di Arab Saudi.

Namun, memasuki tahun 2007, Karsi dikabarkan dituduh meracun anak majikannya yang sedang menyantap mie instan. Kontan pihak keluarga terkejut mendengar kabar tersebut, terutama sang ibu kandung Karsi bernama Aca.

Seperti tersambar petir, Aca waktu itu mengetahui anaknya ditahan pihak kepolisian Arab Saudi selama 4 bulan lamanya.

"Tahun 2007, Karsi dituduh ngeracuni anak majikan, dia waktu itu komunikasi dengan saya, pengen pulang katanya. Ditahan sama polisi selama 4 bulan, setelah 2007 tidak ada pembicaraan lagi, tak ada informasi apapun," ujar Aca saat jumpa pers di ruang fraksi Demokrat, gedung DPR, Jakarta, Kamis(23/6/2011).

Lantaran takut terjadi apa-apa terhadap anaknya karena sejak tahun 2007 sudah putus komunikasi, Aca kemudian pada tahun 2008 mendatangi Kementerian Luar Negeri dan diterima oleh Dirjen Perlindungan WNI, Teguh Wardoyo.

Teguh, saat itu memastikan Karsi binti Ocim masih hidup dan tidak dihukum mati oleh pemerintah Arab Saudi.

"Setelah ditelusuri terus melangkah ke Kemenlu, disana ketemu pak Teguh Wardoyo, disana kami dapatkan jawaban seperti bersama staf konsulat disana, masih hidup tahun 2008, tanggal 22 Januari 2008 masih ada," ujar Sekretaris Desa, Sudarto yang mendampingi Aca.

Selain ke kantor Kementerian Luar Negeri, Aca juga mendatangi BNP2TKI, Kemennakertrans dan Sekretariat Negara dengan ditemani oleh teman-teman dari LSM APDSMI, Agus Purwantara SH. Akan tetapi usaha tersebut menemui jalan buntu, mereka ditolak mentah-mentah oleh para pejabat-pejabat terkait.

"Kami menembus BNP2TKI, maksud hati ketemu pak Jumhur tapi kami tidak bisa ketemu alasannya sibuk, dia seolah-olah menghindar padahal sudah kami kejar di lift. Terakhir setelah BNP2TKI kami diajak ke Sekretariat Negara tidak masuk ke dalam karena alasan prosedur, pak Erman Suparman Kemennakertrans waktu itu juga begitu semua yang bisa masuk hanya teman dari LSM,"jelas Sudarto.

Untuk itulah, lanjut Sudarto dirinya kemudian diundang oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat, Saan Mustopa untuk coba dibantu. Kebetulan Saan adalah anggota dewan yang Dapilnya berasal dari Karawang.

Sudarto pun berharap dengan datangnya ia bertemu Saan, nasib Karsi bisa jelas dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga.

"Minta tolong warga kami dibawa ke tanah air, belum ditanya kedubes juga," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved