TKW Dipancung di Arab Saudi
Anak Ruyati: Sudah Terlambat Presiden, Ibu Sudah Dipancung
Menyikapi pidato Presiden SBY yang mengaku terkejut atas vonis hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi dinilai tak ada artinya

Laporan wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menyikapi pidato Presiden SBY yang mengaku terkejut atas vonis hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi dinilai tak ada artinya oleh Een Nuraini yang tak lain putri sulung Ruyati.
"Terlambat, ibu sudah dipancung, saya sudah kehabisan air mata," ungkapnya saat ditemui di kediamannya di Kampung Ceger, Sukatani, Bekasi, Kamis (23/6/2011).
Ia pun tak bisa menyembunyikannya kekecewaannya terhadap pemerintah yang dianggap tidak bisa melindungi warga negaranya saat mengais rejeki di negeri orang. Padahal pemerintah menganggap TKW dan TKI adalah pahlawan devisa, terlebih setelah kematian Ruyati.
"Saya kecewa kepada pemerintah. Kenapa di depan rumah kok ada beginian (bendera putih dan karangan bunga)," tandasnya.
Ruyati dihukum pancung Sabtu 18 Juni 2011 setelah dinyatakan bersalah membunuh seorang wanita di Arab Saudi.