Sabtu, 4 Oktober 2025

TKW Dipancung di Arab Saudi

Pak SBY, Tolong Bawa Pulang Jenazah Ibu Saya

Terakhir kali Ruyati berkomunikasi dengan keluarganya adalah pada malam tahun baru 2010. Melalui telepon ia menghubungi

zoom-inlihat foto Pak SBY, Tolong Bawa Pulang Jenazah Ibu Saya
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Putri sulung Ruyati, Een Nuraini (kanan), menangis saat mengikuti unjukrasa bersama puluhan aktivis LSM pemerhati masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan berbagai LSM lainnya di depan Kedubes Arab Saudi Jakarta Timur, Selasa (21/6/2011). Pengunjukrasa meminta pemerintah mengusir Dubes Arab Saudi dan memulangkan jenazah Ruyati. (tribunnews/herudin)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terakhir kali Ruyati berkomunikasi dengan keluarganya adalah pada malam tahun baru 2010. Melalui telepon ia menghubungi putri tertuanya, Nuraini (35). Menurut Nuraini, saat ditemui wartawan di kedutaan besar Arab Saudi, di Jl.MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (21/06/2011), sang ibu saat itu mengaku akan mengirimkan keluarganya sejumlah uang, yang merupakan gajinya selama tujuh bulan terakhir.

Dalam kesempatan tersebut, Ruyati juga sempat mengeluhkan sang majikan, yang selalu lama dalam membayar gajinya. Hal itupun membuat Ruyati kesal.

"Setelah itu, kami tidak ada komunikasi lagi" terangnnya.

Pada Minggu lalu (19/06/2011), sekitar pukul 01.00 wib, tiba-tiba ia dikabari oleh salah seorang aktivis migrant Care, dan memberitahu bahwa sang ibu diberitakan telah menjalani eksekusi mati oleh pemerintahan Arab Saudi. Kabar resmi dari Pemerintah Indonesia akhirnya ia terima dari pihak Kementrian luar negri, pada pagi harinya.

"Saya dapet kabar tau-tau sudah meninggal, kabar ibu saya mau dihukum mati saya tidak tahu," tambahnya.

Perempuan yang akrab dipanggil E'en itu mengaku kaget. Padahal keluarga sebelumnya tidak pernah mendengar ada suatu kasus dari sang ibu. Menurut E'en, terakhir kali Ruyati menuturkan bahwa dirinya akan kembali ke Arab Saudi, sontak seluruh keluarga melarangnnya. Menurut E'en sang ibunda sudah terlalu tua.

"Saya beserta adik-adik saya sudah melarang, cucunya sudah banyak, mending ngerawat anak saya" katanya sambil menitikan air mata.

Ia juga mengaku sempat diinformasikan oleh pihak kemenlu, bahwa pemulangan jenazah Ruyati akan di upayakan. Namun pihak kemenlu juga menjelaskan, untuk kasus seperti Ruyati, jenazah umumnya tidak bisa dibawa pulang ke tanah air.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa pemulangan itu sangat mungkin jika pemerintah mau berusaha keras. Ia bahkan berharap pemerintah untuk mau mengupayakan penggalian jenazah sang ibu, jika memang telah dimakamkan.

"Saya minta pak SBY tolong kembalikan jenazah ibu saya" imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved