TKW Dipancung di Arab Saudi
Putri Ruyati: Arab Saudi Biadab!
Putri pertama Ruyati, Nuraini (35), bersama Migrant Care dan sejumlah aktivis lainnya menggelar aksi protes di Kedutan Besar Arab Saudi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Tidak terima sang ibundanya dipancung oleh pemerintahan Arab Saudi atas tuduhan pembunuhan, putri pertama Ruyati yang bernama Nuraini (35), bersama Migrant Care dan sejumlah aktivis lainnya menggelar aksi protes di Kedutan Besar Arab, Jl.MT.Haryono, Jakarta Timur, Selasa (21/6/2011).
Aksi yang diikuti oleh puluhan demonstran itu dimulai dengan pemasangan spanduk di tembok kedubes, yang berisi tulisan "Duka Untuk Ruyati Negara Korup Rakyat Terpancung," diteruskan dengan orasi-orasi yang meminta Duta Besar Arab Saudi untuk pergi dari Indonesia.
Putri pertama Ruyati yang akrab di panggil E'en itu, dalam orasinya meminta untuk sang duta besar untuk minggat dari tanah air. Tiba-tiba iapun menjadi histeris, mengucapkan kata-kata makian kepada negara yang ia anggap negara neraka itu.
"Arab Saudi harus diusir dari Indonesdia, biadab, tidak manusiawi, gila, kurang ajar, tidak memiliki prikemanusiaan, dianiayaa, dibunuh," teriak E'en histeris sambil menitikan air mata.
Menurutnya, tidak hanya sang majikan yang harus dihargai. Akan tetapi juga pembantu yang juga merupakan manusia.
Usai menuturkan hal itu, iapun kehabisan kata-kata, tangisnyapun makin menjadi. Sehingga untuk sesaat ia harus dipeluk oleh ketua migrant Care, Anis, hingga emosinya stabil.
Aksi itu diteruskan dengan penempelan sejumlah poster yang berisi makian untuk negara Arab Saudi ditembok kedubes. Lalu menyanyikan lagu "Gugur Bunga," untuk mengenang sang pahlawan devisa yang meninggal dengan dipancung itum
Selama aksi berlangsung, puluhan petugas kepolisian bersama petugas keamanan kedubes bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun diwarnai dengan histerisnya E'en, namun aksi tersebut berjalan tanpa kerusuhan.
(TRIBUNNEWS/NURMULIA REKSO P).