Sidang Baasyir
Temuan Bom Cirebon Akan Dimasukkan ke Berkas Baasyir
Polri akan koordinasi dengan kejaksaan untuk memasukkan temuan baru kasus bom Cirebon ke berkas perkara Abu Bakar Baasyir.

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Polri akan koordinasi dengan kejaksaan untuk memasukkan sejumlah temuan baru kasus bom Cirebon ke berkas perkara Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Baasyir, yang kini tengah bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Di PN Jaksel, pria 72 tahun itu didakwa tujuh pasal berlapis dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup karena dinilai mengetahui, merencanakan, mengatur, dan mendanai pelatihan militer di Aceh
Namun, pada saat bersamaan, kepolisian mendapatkan sejumlah bukti dan pengakuan tersangka dalam investigasi kasus bom Cirebon, yakni terdapat hubungan antara pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon, Mochammad Syarif dan Baasyir dalam organisasi JAT.
"Kami akan koordinasi dulu dengan pihak kejaksaan yang menuntut. Apakah bisa dijadikan bukti tambahan. Tentu ini suatu rangkaian," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam dalam jumpa pers di Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Kamis (19/5/2011).
Diketahui pula, Syarif mendapat keahlian membuat bom dari pimpinan Ashabul Kahfi Cirebon, Yadi Al Hasan. Ashabul Kahfi Cirebon merupakan tim kecil Asykari yang semua anggotanya adalah anggota JAT wilayah Cirebon.
Anton mengatakan, kelompok Syarif merupakan sebuah jaringan terorisme yang saling berhubungan dan terkait dengan jaringan terorisme di Indonesia, termasuk dengan jaringan terorisme Aceh, Tanzim Al-Qaeda Serambi Mekah (M Sofyan Tsauri dkk).
Kelompok tersebut telah merencanakan melancarkan aksi teror dengan sasaran aparat pemerintah Indonesia yang dianggap Thogut dan untuk mendirikan negara Islam.
Fakta ini dikuatkan dengan ditemukannya beberapa pucuk senjata api berbagai jenis pada kelompok M Syarif di Depok, Jawa Barat. Sejumlah senjata api dan amunisi yang disita dari kelompok Depok, yakni Zulkifli Lubis, Mardiansyah, dan Eko Ibrahim, ternyata diberikan oleh kelompok pelatihan militer Aceh (M Sofyan Tsauri dkk), pimpinan Abu Bakar Baasyir.