Sabtu, 4 Oktober 2025

Teror Bom Buku

Mengintip Keanehan Kehidupan Terduga Pelaku Bom Buku

Sejumlah warga Kampung Rawadas menemukan kejadian aneh setelah ada penangkapan enam terduga pelaku bom buku

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto Mengintip Keanehan Kehidupan Terduga Pelaku Bom Buku
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Anggota Gegana Brimob memeriksa paket yang dicurigai berisi rangkaian bom di halaman komplek Kantor Berita 68H, Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2011). Setelah diperiksa paket langsung dibawa oleh Gegana markas Brimob.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga Kampung Rawadas baru sadar ada kejadian-kejadian aneh dalam kehidupan kesehariannya setelah ada penangkapan enam terduga pelaku bom buku di lingkungannya pada Kamis (21/4/2011) pagi.

Mereka pun satu persatu mulai menyegarkan kembali ingatan mereka sebelum menyebutkan kejadia-kejadian aneh tersebut.

Keanehan soal sering turunnya tegangan listrik diungkapkan Suwardiman, yakni penghuni rumah kontrakan di Kampung Rawadas RT 01/03 No 72, Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, sekaligus tetangga salah satu orang yang ditangkap, Kalsum.

Kalsum bersama anaknya dan rekannya yang berprofesi sebagai pedagang makanan keliling ditangkap saat masih mengenak sarung di rumah kontrakannya.

Menurut Suwardiman, sejak kedatangan rekan Kalsum yang berprofesi sebagai pedagang hamburger keliling, tegangan listri rumah kontrakannya sering turun, karena tidak kuat menahan beban pemakaian lsitrik. Kejadian itu justru terjadi menjelang tengah malam, saat sejumlah warga mematikan lampu guna mengurangi beban pemakaian listrik.

"Kalau jam 11 malam, (NCB) suka turun, jepret. Pokoknya sering mati lampu," ungkap Suwardiman.

Suwardiman mengaku, tidak tahu apa yang membuat tegangan listrik itu bisa turun. "Kan kontak meterannya ada di depan pintu Pak Kalsum. Nah kalau pas turun, dia enggak mau keluar, diam saja, nggak menyalakan meteran listrik itu," imbuhnya.

Reza, tetangga kontrakan Kalsum lainnya menyebutkan keanehan lainnya.

Menurutnya, ketiga penghuni kontrakan itu bersikap santai, kendati barang dagangannya sering tidak habis terjual.

"Memang dagangannya sering enggak habis. Tapi, kalau ditanya, katanya enggak apa-apa biarin saja," ujar Reza.

Lain halnya cerita Ketua RT 01/03, Murapih.

Menurutnya, tiga penghuni di rumah kontrakan No 81, juga hidup tertutup. Mereka keluar rumah hanya saat pergi berdagang. Namun, mereka juga hanya sering salat Shubuh bersama di musalah setempat. "Yang sering salat jamaah, si Darto sama temannya. Cuma berdua doang. Celana panjang dilepit dua dan mengatung. Jenggot sih tidak," ujar Murapih.

Keenam terduga teroris yang ditangkap, hanya Kalsum yang melapor sebagai pendatang baru. "Yang lainnya, katanya ikut sama pak Kalsum itu," imbuhnya.

Tetangga Darto, yang juga menjadi saksi pengerebakan, bernama Maryati mengaku sering melihat sekitar lebih lima orang berkumpul di kontrakan Darto. "Enggak tahu, ngumpul ngapain. Pokoknya, kalau sudah masuk, ditutup pintunya," ujar Maryati.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved